Bandung (ANTARA News) - Menteri Pertahanan Juwono Sudarsono menegaskan road map pembangunan kekuatan TNI dalam skema Minimum Essential Force (MEF) tetap menyetarakan teknologi dan varian alutsista pertahanan Indonesia. "Pembangunan kekuatan alutsista tetap mengimbangi negara-negara di kawasan, meski dari sisi kuantitas lebih sedikit namun tetap melakukan kesetaraan dari sisi varian dan teknologi alutsista," kata Menhan pada Seminar Nasional "Sistem Pertahanan Negara RI pada Abad ke-21 di Sesko AD Bandung, Sabtu. Seminar Nasional itu juga dihadiri oleh KSAD Jenderal Agustadi Sasongko Purnomo serta pejabat teras TNI, beberapa anggota DPR-RI dan juga Jaksa Agung Hendarman Supanji serta pejabat TNI, akademisi, LSM dan unsur lainnya. Dalam paparannya, Menhan menyatakan strategi yang dilakukan dengan mempertahankan kesetaraan alutsista yang dimiliki TNI Angkatan Laut dengan menghadirkan Korvet Sigma serta pesawat Shukoi bagi TNI Angkatan Udara. Menhan menyebutkan, pemerintah sudah berusaha maksimal untuk mengupayakan pemenuhan anggaran yang ideal untuk sektor pertahanan, namun realisinya baru sekitar sepertiga dari kebutuhan atau sekitar Rp33,6 triliun. "Anggaran Pertahanan sementara harus mengalah dari anggaran untuk kesejahteraan rakyat (Kesra) dan ekonomi. Tapi bukan berarti mengkerdilkan anggaran pertahanan karena pada saat pendapatan negara lebih baik, anggaran pertahanan akan meningkat," katanya. Ia mengakui, penyelenggaraan pembangunan pertahanan sampai saat ini belum dapar mewujudkan sosok pertahanan yang kuat dan disegani di dunia, bahkan dalam lingkup regionalpun Indonesia bukan yang terkuat. Namun pembangunan nasional masih menempatkan aspek kesejahteraan sebagai prioritas dan modernisasi masih mengalami perlambatan. Secara nominal, kata Juwono, anggaran pertahanan negara mengalami peningkatan, namun sesungguhnya peningkatan itu terjadi pada belanja rutin sedangkan kenaikan belanja modal sangat kecil sehingga tidak memberikan efek untuk modernisasi pertahanan dan peningkatan profesionalisme TNI. "Hal ini menuntut kesabaran, jangan menggebu-gebu ingin jadi negara yang ditakuti," kata Menhan.(*)

Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2008