Jakarta (ANTARA) -
Sebanyak 10.000 lampu panel surya praktis akan beroperasi untuk menerangi wilayah pelosok di Kabupaten Ketapang, Kalimantan Barat.
Pemerintah terus berusaha menekan rasio elektrifikasi hingga 100 persen di seluruh Indonesia akhir 2020. Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mencatat realisasi pemenuhan akses listrik baru menyentuh 98,8 persen pada Juli 2019, berdasarkan data yang diterima Antara di Jakarta, Minggu.
Di sisi lain, pemerintah mengakui adanya hambatan dalam upaya pemenuhan kebutuhan dasar tersebut, terutama di wilayah yang sulit terjangkau dan minim infrastruktur.
Anggota DPRD Kabupaten Ketapang Mateus Yudi mengaku, bahwa sebagian wilayahnya masih belum mendapatkan akses listrik dan penerangan yang memadai. Data 2018 menunjukkan rasio elektrifikasi di Kabupaten Ketapang masih di bawah 85 persen, terutama di daerah pelosok dan pedalaman.
Baca juga: Kemendagri sebut 14 ribu desa belum menikmati listrik
Oleh karena itu, dibutuhkan program Penerangan Jalan Umum Tenaga Surya (PJU-TS) di berbagai titik di daerah pelosok untuk menerangi seluruh wilayah di Nusantara. PJU-TS adalah lampu penerangan jalan yang menggunakan cahaya matahari sebagai sumber energi listriknya, sehingga ini menjadi solusi untuk digunakan di jalan-jalan di daerah yang belum terjangkau listrik PLN (Perusahaan Listrik Negara).
“Karena kalau hanya berharap dengan PLN untuk menjangkau seluruh wilayah, (itu) sangat terbatas. Dari dulu hingga sekarang masih banyak daerah-daerah terpencil yang tidak ada listrik dan lampu jalan yang masih sangat minim. Apalagi secara geografis akses di sini masih sulit terjangkau,” kata Mateus usai peresmian peletakan batu pertama pemasangan 10.000 lampu panel surya PJU-TS dari PT Imza Rizky Jaya.
Mateus melanjutkan, pemasangan lampu bertenaga surya di kabupaten terluas di Kalimantan Barat ini sangat membantu masyarakat Ketapang. Khususnya bagi 96 desa dan 15 kecamatan yang diprioritaskan mendapatkan fasilitas penerangan berteknologi mutakhir yang memanfaatkan sumber energi baru terbarukan untuk penyediaan tenaga listrik.
“10.000 ini terasa masih sangat kurang. Misalnya Kecamatan Hulu Sungai yang jaraknya jauh sekali dan sulit diakses dengan kendaraan roda empat. Kami berharap ke depannya bisa lebih banyak lagi. Karena, dari 20 kecamatan dan 253 desa masih banyak sekali yang belum mendapatkan akses penerangan,” lanjut Mateus.
Sementara itu, Direktur PT Imza Rizky Jaya, Rizayati mengungkapkan, penyediaan 10.000 lampu panel surya di 96 desa di 15 kecamatan, Kabupaten Ketapang sebagai bentuk dukungan kepada pemerintah menyukseskan Program Indonesia Terang (PIT). Khususnya wilayah yang masih gelap dan membutuhkan penerangan jalan umum.
“Kami ingin menerangi seluruh Indonesia. Khususnya daerah yang membutuhkan penerangan jalan umum, dan daerah-daerah yang memang membutuhkan lampu (penerangan umum),” ungkap Rizayati.
Lanjut Rizayanti, pihaknya menetapkan spesifikasi kepada para mitra penyedia dengan memanfaatkan sumber energi terbarukan, menggunakan jenis lampu Solar cell LED 40 watt all in one.
“Apalagi Kalimantan yang wilayahnya dilalui garis khatulistiwa dengan tenaga surya yang melimpah,” kata Rizayati.
Rizayanti menambahkan, pembiayaan Program Indonesia Terang (PIT) PJU-TS yang dikelolanya diperoleh dari dana hibah yang dihimpun dari luar negeri, antara lain Korea, Jepang dan Arab Saudi.
Baca juga: Rasio elektrifikasi nasional capai 98,86 persen
Pewarta: Afut Syafril Nursyirwan
Editor: Biqwanto Situmorang
Copyright © ANTARA 2019