Jakarta (ANTARA News) - Komisi V DPR siap mendukung anggaran Rp13 triliun bagi PT Kereta Api untuk biaya penggantian sarana dan prasana perkeretaapian yang sudah tua demi pelayanan angkutan masal yang aman bagi masyarakat. "Kita akan dukung jika sudah ada `master plan`nya, tentunya dengan beberapa kali tahun anggaran," kata Ketua Komisi V Ahmad Muqowam, usai meninjau Stasiun Kejaksan di Cirebon, Sabtu siang. Ia yakin dengan dana Rp13 trilun PT KA akan bisa membangun sarana dan prasana yang lebih optimal sekaligus bisa meningkatkan pelayanannya menjadi lebih aman dan nyaman. Selama ini anggaran yang diberikan kepada PT KA jauh di bawah anggaran yang diperlukan sehingga Perusahaan terpaksa tambal sulam hanya agar pelayanan tidak terganggu. Ia mencontohkan, akibat keterbatasan anggaran maka sistem kontrol elektrik yang dimiliki Stasiun Kejaksan Cirebon diberikan secara bertahap dan ternyata berbeda dengan tahapannya sehingga ada tiga teknologi yang tidak bisa saling terkoneksi. "Saya kaget, ternyata pengendalian perjalanan kereta menggunakan teknologi dari tiga negara yang berbeda yaitu Jerman, Perancis dan Amerika, pada rute yang berbeda sehingga ketiganya tidak bisa disatukan," katanya. Selama ini untuk rute Cikampek-Cirebon, PT KA menggunakan panel komputer dari Perancis, sementara di Kota Cirebon menggunakan teknologi Jerman, dan di ruas Cirebon-Brebes malah menggunakan tekonologi Amerika. Tiga papan panel perjalanan itu saling berjejer tetapi tidak saling terkoneksi karena perbedaan teknologi. Anggota Komisi V Enggartiasto Lukita menambahkan, angkutan masal seperti kereta api harus mendapat dukungan penuh dari Pemerintah karena sifatnya yang masal, murah dan mengurangi kepadatan arus lalu lintas di jalan. Sementara itu, Dirut PT KA Ronny Wahyudi membenarkan sarana dan prasarana yang dimiliki PT KA masih banyak kekurangan akibat usia sarana dan prasarana yang sudah tua tapi itu tak membuat pelayanan PT KA terhenti. Ia mencontohkan, jika kereta melewati perlintasan yang rawan maka dilakukan pengurangan kecepatan, pemeriksaan lintasan yang lebih sering, dan perawatan yang lebih baik. (*)
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2008