Sekolah Tapal Batas adalah bentuk kepedulian kami akan masa depan generasi muda di Pulau Sebatik. Sebatik adalah teras Indonesia, perbatasan dengan Malaysia. Jangan sampai kita kalah dengan negeri tetangga

Sebatik, Kaltara (ANTARA) - PT Pertamina Asset 5 Tarakan Field memberikan dukungan penuh bagi keberadaan Sekolah Tapal Batas, lembaga pendidikan berbentuk Madrasah Ibtidaiyah Darul Furqon, yang mendedikasikan diri untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM) warga Sebatik di Kalimantan Utara.

Sebatik adalah pulau di wilayah 3T (tertinggal, terdepan, terluar) dengan dua pemerintahan dari negara berbeda, Indonesia dan Malaysia. Untuk wilayah RI, masuk dalam Kabupaten Nunukan, Kalimantan Utara.

"Sekolah Tapal Batas adalah bentuk kepedulian kami akan masa depan generasi muda di Pulau Sebatik. Sebatik adalah teras Indonesia, perbatasan dengan Malaysia. Jangan sampai kita kalah dengan negeri tetangga," kata Enriko R.E Hutasoit, Assistant Manager Legal & Relation Tarakan Field, Sabtu.

Menurut Enriko, sudah menjadi rahasia umum apabila banyak penduduk Pulau Sebatik yang berprofesi sebagai TKI di perkebunan sawit milik Malaysia. Entah resmi maupun tidak, profesi TKI menjadi harapan mereka untuk mampu mencukupi kebutuhan hidup.

Beruntung, Sekolah Tapal Batas menyediakan pendidikan gratis bagi mereka yang memiliki kemauan bersekolah di tingkat sekolah dasar. Terlebih lagi Tarakan Field hadir untuk mendukung Sekolah Tapal Batas memberikan layanan pendidikan yang terbaik bagi generasi muda bangsa.

Enriko mengatakan Tarakan Field membina Sekolah Tapal Batas sejak tahun 2015, saat kegiatan belajar mengajar masih dilakukan di kolong rumah warga. Kontribusi perusahaan antara lain bantuan perlengkapan sekolah, buku bacaan, serta fasilitas belajar mengajar.

Dikatakannya, pada awal kehadiran Tarakan Field, murid-murid bahkan tidak mengerti sejarah Indonesia, mereka justru lebih hafal lagu nasional Malaysia. Padahal, mereka berasal dari keluarga yang memegang kewarganegaraan Indonesia.

"Kami terus menanamkan rasa nasionalisme dan cinta tanah air kepada mereka. Setiap tahunnya, kami juga rutin melaksanakan upacara Kemerdekaan di Sekolah Tapal Batas. Momen yang membanggakan dapat menyaksikan murid-murid Sekolah Tapal Batas bertugas saat upacara dan menyanyikan lagu Indonesia Raya," imbuhnya.

Kemudian pada 2017, Sekolah Tapal Batas menempati lokasi yang baru, tidak lagi menggunakan kolong rumah warga sebagai ruang kelas. Di lokasi yang baru di tengah perkebunan sawit, sekolah dilengkapi dengan asrama putera dan puteri bantuan Tarakan Field. Sebelumnya, banyak dari murid-murid yang harus berjalan kaki hingga 4 kilometer hanya untuk mencapai sekolah.

Keberadaan asrama tentu saja meringankan langkah mereka untuk menimba ilmu. Kompleks sekolah semakin lengkap dengan adanya kawasan pertanian terpadu. Kawasan tersebut memiliki ragam fungsi, antara lain sebagai sarana belajar mengajar kurikulum berbasis lingkungan serta memenuhi kebutuhan sayur-mayur murid-murid.

"Bantuan Pertamina (Tarakan Field) sangat berarti. Kami diberi bantuan asrama, seragam sekolah, hingga air bersih," ujar Suraidah (65), sosok yang berjasa menjadi pendiri sekaligus Kepala Sekolah MI Darul Furqon yang berada di bawah Yayasan Ar-Rasyid Nunukan.

Pendiri sekaligus Kepala Sekolah Tapal Batas Madrasah Ibtidaiyah Darul Furqon, Suraidah saat dijumpai di Sebatik, Kalimantan Utara. ANTARA/Faisal Yunianto

Bantuan seragam, alat tulis, dan buku bacaan semakin mendorong semangat anak-anak untuk bersekolah. Anak-anak yang tadinya hanya memiliki mimpi sebagai combat (tentara Malaysia), kini mereka berani bermimpi lebih luas, kata Suraidah saat dikunjungi di Sebatik.

Saat ini, lanjut Suraidah di sekolahnya ada 43 siswa yang terbagi dari kelas 1 hingga 6 setingkat sekolah dasar. Tak hanya belajar berhitung, mereka juga belajar menghafal Al-quran.
Suraidah saat ini dibantu 6 orang guru lainnya, yang dua diantaranya dari TNI. Meski begitu, jumlah tenaga pengajar itu masih terbilang minim. Apalagi, tahun ajaran ini Sekolah Tapal Batas untuk pertama kalinya akan mempunyai lulusan SD.

Suraidah mengakui keberadaan tenaga pengajar memang menjadi tantangan tersendiri. Sulit mencari guru yang mau mengajar dengan gaji kecil, tetapi ingin memberikan yang terbaik bagi anak-anak.

"Kalau ada tenaga pengajarnya, kami bisa buka SMP agar mereka bisa melanjutkan sekolah," katanya.

Untuk mendukung kemajuan sekolah, Tarakan Field juga membangun rumah burung walet. Walaupun pulau kecil dan sebagian wilayahnya dimanfaatkan sebagai perkebunan sawit, Sebatik menyimpan potensi burung walet. Harga sarangnya yang cukup mahal di pasaran diharapkan dapat memenuhi kebutuhan operasional sekolah.

Baca juga: Pertamina Tarakan Field bantu pengembangan perajin batik difabel

Baca juga: Tekan impor limbah plastik, Pertamina EP perkuat bank sampah Nunukan

Pewarta: Faisal Yunianto
Editor: Ahmad Buchori
Copyright © ANTARA 2019