Jakarta (ANTARA News) - Korban tabrakan dua kapal bermuatan sembako di pedalaman Sungai Barito pada 17 September ditemukan mengapung di Desa Kamawen, Kecamatan Montallat, Kabupaten Barito Utara (Barut), Kalimantan Tengah. Korban sudah dalam kondisi meninggal dunia setelah dua hari tenggelam di Sungai Barito, kata Kasat Reskrim Polres Barut AKP Hari Brata di Muara Teweh, Sabtu. Korban bernama Viktor Andrean (24,) warga Buah Batu Bandung, Jawa Barat ini jatuh ke Sungai Barito setelah kapal kecil (kelotok) yang ditumpanginya ditabrak kapal motor (KM) Doa Bersama yang mengangkut sembako dan bahan bangunan Rabu malam (17/9) di Kecamatan Teweh Tengah. Tubuh karyawan perusahaan pemasok peralatan untuk perusahaan tambang batubara ini sudah menghitam, mengembang dan berbau. Evakuasi mayat alumnus D3 Akuntansi Universitas Pajajaran Bandung ini dilakukan warga setempat, yang kemudian melaporkannya ke Polsek Kecamatan Montallat dan kemudian dibawa ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Muara Teweh untuk divisum. "Malam ini juga jenazah korban dibawa untuk dimakamkan di tempat asalnya di Bandung," kata seorang karyawan PT PNP di kamar mayat RSUD Muara Teweh, Jumat malam. Jenazah korban langsung dibawa ayah dan saudaranya yang datang ke Muara Teweh setelah mendengar kabar Viktor Andrean hilang dan Sabtu (20/9) ini diterbangkan dari Bandara Syamsudin Noor Banjarmasin menuju Bandung. Bujangan yang baru bekerja delapan bulan itu saat kejadian tengah bersama rekannya Linchon H Simorangkir dan empat buruh angkut. Mereka menyewa kelotok untuk mengangkut sembako dan peralatan dari Mara Teweh ke pelabuhan perusahaan tambang batubara PT Total Orbit Prima (TOP) di Desa Paring Lahung Kecamatan Montallat. Pihak perusahaan sempat mendatangkan tim Badan SAR Nasional (Basarnas) Banjarmasin, Kalimantan Selatan untuk mencari karyawannya yang hilang itu. (*)

Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2008