Jakarta (ANTARA News) - Para diplomat puncak Amerika Serikat, China, Rusia, Inggris, Perancis dan Jerman Jumat membahas kemungkinan sanksi baru terhadap Iran karena Teheran menolak mematuhi resolusi PBB, kata Departemen Luar Negeri AS. Amerika Serikat dan sekutu Eropanya berusaha mendorong Dewan Keamanan PBB untuk menjatuhkan sanksi keempat kepada Iran dalam upaya memaksa Teheran menghentikan program nuklirnya. Namun, saat menyinggung pertemuan enam negara yang sedang berlangsung, juru bicara Departemen Luar Negeri AS Sean McCormack menyangsikan para peserta bisa mencapai kesepakatan mengenai Iran karena perbedaan di antara mereka sangat besar. "Saya sama sekali tak terlalu berharap pertemuan ini benar-benar akan menghasilkan jawaban pasti mengenai masalah inti dan waktu bagi suatu resolusi," katanya. Negara-negara besar sedang mengupayakan resolusi paling keras yang dapat mereka peroleh dari Dewan Keamanan. "Ini sungguh pembahasan yang dimaksudkan untuk membicarakan posisi berbagai pihak dalam P5+1, mengenai waktu dan isi resolusi sanksi berikutnya Dewan Keamanan terhadap Iran," kata McCormack. Menteri luar negeri keenam negara akan bertemu di sesi Sidang Majelis Umum PBB di New York akhir bulan ini, kata Departemen Luar Negeri AS. Menurut satu laporan IAEA yang dikeluarkan Senin, akibat rintangan Teheran, badan pengawas nuklir PBB itu tak mencapai kemajuan dalam penyelidikan dugaan program nuklir Iran. AS dan semua sekutunya telah menuduh Iran mengembangkan senjata nuklir, sedangkan Iran berkeras bahwa program nuklirnya hanya untuk tujuan damai. "Apa pun yang mereka lakukan Iran akan melanjutkan kegiatannya. Sanksi tidak penting," kata Presiden Iran Mahmoud Ahmadinejad pada suatu taklimat "Era ancaman semacam itu telah usai. Gedung Putih, Senin, memperingatkan Iran bahwa Teheran menghadapi kemungkinan sanksi baru berkaitan program nuklirnya itu. Sejauh ini Iran sudah dikenai tiga sanksi PBB sehubungan program nuklirnya yang ditentang Barat itu. (*)

Pewarta:
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2008