Bojonegoro (ANTARA News) - Meskipun kondisinya sudah mulai membaik, Supadmi (30) asal Sugihwaras, Bojonegoro, Jawa Timur, yang menjadi korban "tembakan" masih shok, sehingga keluarga tidak berani memberitahu bahwa anaknya Sri Wahyuni (6) sudah tewas terkena tembakan senjata laras panjang Bripda Supriyanto. Seorang kerabat korban, Sutadji menjelaskan, Jumat, keluarga masih belum berani memberitahukan kalau Sri Wahyuni sudah tewas. Alasannya, pemberitahuan tewasnya Sri Wahyuni akan disampaikan ketika kesehatan fisik Supadmi sudah mulai membaik. Sedangkan sekarang ini, lanjutnya, Supadmi masih kelihatan shok, sehingga tidak bersedia makan, karena selalu menanyakan nasib anaknya Sri Wahyuni. Meskipun secara fisik kondisinya semakin membaik. "Kami terpaksa menutup nutupi, tidak ada yang berani menjawab kalau Sri Wahyuni sebenarnya sudah meninggal," katanya menjelaskan. Sementara itu, Kapolres Bojonegoro, AKBP Agus S Hidayat menyatakan, seluruh biaya perawatan Supadmi dan juru parkir Lapas Bojonegoro, Aziz Sulaeman yang juga terkena tembakkan peluru yang keluar dari senjata laras panjang yang dipegang Bripda Supriyanto, menjadi tanggungan Polres Bojonegoro. Agus S Hidayat enggan menjelaskan besarnya santunan yang diberikan kepada keluarga Supadmi ketika bersamaan dengan pemakaman Sri Wahyuni di Desa Sugihwaras, Kecamatan Ngraho. "Yang jelas, kami memberikan santunan termasuk biaya pengobatan keduanya hingga sembuh," katanya.(*)

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2008