Tangerang (ANTARA News) - Manajemen dan pelatih Persita Tangerang Banten berduka atas meninggalnya legenda sepakbola Indonesia Ronny Pattinasarani.
"Kami turut berduka dan menyampaikan belangsungkawa atas meninggalnya Ronny Pattinasarani, karena almarhum pernah melatih di Tangerang," kata Manajer Persita H Andi Mulyadi di Tangerang, Jumat.
Ia mengatakan meski almarhum tidak sampai satu musim kompetisi melatih Persita, strategi dan ilmu sepakbola yang dimilikinya membekas pada anak didiknya di Tangerang.
Ronny Pattinasarani menghembuskan nafas terakhir Jumat siang sekitar pukul 13.30 WIB di RS Omni, Pulomas, Jakarta Timur, karena mengalami sakit.
Jurubicara PSSI Tubagus Adi menyebutkan almarhum yang berusia 59 tahun itu menurut rencana akan disemayamkan di rumah duka di Pulomas 3B nomor 9, Jakarta Timur.
Pesepakbola yang lahir di Makassar 9 Februari 1949 itu pernah membela tim nasional Indonesia selama periode 1970-1984 dan memperkuat klub PSM Makassar Yunior, PSM Makassar, Warna Agung dan Tunas Inti.
Sebagai pelatih, dia pernah menangani sejumlah klub antara lain, Persiba Balikpapan, Persita Tangerang, Petrokimia Putra dan terakhir SSB AS-IOP hingga musim kompetisi 2007.
Dia pernah menjadi pemain terbaik Galatama dengan beberapa prestasi di antaranya runner-up Piala Asia Yunior, juara Merdeka Cup, runner-up King Cup, runner-up Pesta Sukan, Malaysia, juara Suharto Cup dan juara Galatama bersama Warna Agung.
Sementara itu pelatih Persita Agus Suparman mengatakan dirinya kehilangan tokoh olahraga yang juga sebagai maestro sepakbola nasional.
Dia menyebutkan dari kakinya permainan bola indah terlihat dan almarhum dapat menciptakan suasana tim menjadi kompak dan masing-masing lini tidak bekerja egois.
Suparman mengatakan almarhum dalam mengajarkan ilmu sepakbola kepada yunior tidak dengan cara mendikte, melainkan menjelaskan ilmu seperti kepada teman, sehingga dia merupakan pemain panutan yang dapat dijadikan guru.
Suparman pernah dilatih oleh Pattinasarani tahun 1991 ketika Persita mengikuti kompetisi perserikatan.(*)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2008