Jakarta (ANTARA News) - Indonesian Railway Watch (IRW) mengumumkan, Kereta Api (KA) Ekonomi lebaran tahun ini rawan kecelakaan karena hampir 49 persen usianya di atas 30 tahun. Dari total KA Ekonomi 590 unit, 49 persen atau 200 lebih berusia di atas 30 tahun, 31 persen berusia 20-30 tahun, 15 persen di bawah 10-20 tahun dan hanya 5 persen yang di bawah 10 tahun, demikian Direktur IRW Taufik Hidayat saat dihubungi Antara di Jakarta, Kamis. "Di beberapa negara usia kereta yang sudah melebihi masanya sudah 'discrap' (dibuang). Tetapi di sini (Indonesia), tak ada regulasi yang mengatur kapan sarana KA harus 'discrap," kata Taufik. Hal itu diperparah dengan toleransi angkutan selama angkutan lebaran hingga 300 persen dari kapasitas masing-masing gerbong KA Ekonomi sebesar 106 penumpang, jelas-jelas dilanggar. Kondisi teknis KA Ekonomi cenderung mengalami korosi dan materialnnya cenderung fatik (lelah) sehingga mempertinggi tingkat rawan kecelakaan. "Seperti kejadian di Raskasbitung beberapa bulan lalu, antara lain karena memang materialnnya lelah dan usianya lebih dari 40 tahun," kata Taufik. Oleh karena itu regulator harus membuat aturan mengenai umur teknis sarana KA, khususnya kereta kelas ekonomi di mana yang sudah melebihi umur teknisnya, maka harus dibuang. Pemerintah juga hendaknya memperbesar alokasi dana untuk peremajaan KA ekonomi dari level saat ini yang hanya 15-20 kereta per tahun. "Kereta K-3 (KA Ekonomi) itu per satuan unit hanya Rp2,5 miliar," katanya. Artinya, jika pemerintah mau mengalokasi Rp250 miliar per tahun, berarti ada 50 kereta baru per tahunnya. PT KA menyarankan regulator benar-benar membatasi jumlah penumpang KA Ekonomi yang diangkut, tidak lebih dari toleransi 150 persen. Jika pembatasan kecepatan KA, maka itu sama saja dengan membuat embrio kecelakaan. Total penumpang KA dalam angkutan lebaran tahun ini diperkirakan mencapai 2,9 juta orang yang 70 persen atau 2,1 juta orang diantaranya penumpang kelas ekonomi.(*)

Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2008