Jakarta (ANTARA News) - Menneg BUMN Sofyan Djalil mengarahkan, BUMN Terbuka (listing) yang memiliki kelebihan likuiditas mengikuti program buy back (pembelian kembali) saham. "Pekan depan manajemen BUMN terbuka akan kita undang untuk diberi arahan buy back. Selanjutnya akan diputuskan dalam RUPSLB," kata Sofyan Djalil di Kantor Kementerian BUMN, Jakarta, Jumat. Ia menjelaskan, arahan untuk melakukan buy back saham terkait dengan kondisi pasar saham saat ini di mana harga saham dalam kondisi rendah. Saat ini terdapat 12 BUMN yang mencatatkan saham di Bursa Efek Indonesia dengan kapitalisasi pasar mencapai sekitar Rp654 triliun pada akhir 2007. "Sekarang waktu yang tepat untuk membeli kembali saham, selain harga rendah juga memungkinkan perusahaan untuk meningkatkan jumlah saham yang dimilikinya," katanya. Meski demikian ia menjelaskan, penentuan kelayakan pembelian kembali saham juga akan didasarkan pada besar kecilnya kebutuhan investasi masing-masing BUMN. "Kalau suatu BUMN memiliki dana tetapi mengendap di deposito ada baiknya digunakan untuk buy back, jelasnya. Sebelumnya Sofyan menuturkan beberapa BUMN yang akan dipanggil untuk menunaikan program tersebut yaitu PT Aneka Tambang Tbk, PT Timah Tbk, PT Perusahaan Gas Negara Tbk dan PT Bukit Asam Tbk. Dicontohkannya, meskipun suatu perusahaan memiliki uang kas besar tapi butuh dana untuk investasi, maka tidak perlu buy back. Saat ini baru PT Telkom yang secara rutin melakukan program buy back di pasar modal. Menurutnya, saham hasil pembelian kembali akan menjadi treasury stock perusahaan tersebut yang sewaktu-waktu jika diperlukan dapat dilepas kembali ke publik. (*)
Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2008