Paris, (ANTARA News) - NATO menginginkan dilakukannya tindakan lebih banyak dalam memerangi perdagangan obat terlarang di Afghanistan, kata seorang pejabat senior Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) di sini Rabu. Antonio Maria Costa, direktur eksekutif Kantor Obat dan Kejahatan PBB mengatakan, pasukan NATO hendaknya mengebom laboratorium-laboratorium produksi di mana lebih dari 60 persen opium Afghanistan diproses dan diekspor, demikian diwartakan AFP. "Pasukan internasinal (di Afghanistan) hendaknya menghancurkan laboratorium-laboratorium itu dalam 24 jam," katanya kepada para wartawan pada saat pertemuan sarapan di Paris. "Tindakan itu juga merupakan ongkos yang efektif bagi kami." NATO hendaknya `memutus rantai pasokan` oleh konvoi penyelundup obat dan pasar-pasar, di samping mengawasi ketat impor kimia-kimia yang digunakan untuk pembuatan opium, katanya menambahkan. Costa mengecam keengganan `negara-negara Eropa` untuk menangani masalah ini, tanpa menyebut nama negara-negara itu. "Kami mengimbau badan-badan intelijen di seluruh dunia untuk mengungkapkan apa yang terjadi, namun kita masih belum menjawabnya," katanya. Costa berada di Paris untuk bertemu dengan komisi pertahanan dan luar negeri Majelis Nasional Prancis menjelang dilakukannya debat di parlemen mengenai Afghanistan 22 September. Dalam artikel yang diterbitkan di Le Monde edisi Jum`at, Costa menulis bahwa `pasukan NATO akan dibunuh dengan senjata-senjata yang dibeli dari hasil keuntungan obat-obatan." "Tindakan pada tingkat ini perlu dukungan Prancis - untuk menghentikan pengayaan kelompok Taliban, untuk menghentikan serangan-serangan terhadap tentara-tentara dan menghentikan 100.000 orang yang dibunuh pada tahun ini di seluruh dunia oleh heroin Afghanistan," katanya dalam tulisan tersebut.(*)
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2008