Washington (ANTARA News) - Pemerintah AS hari Kamis menasihati warga Amerika menghindari perjalanan ke Yaman setelah serangan paling mematikan terhadap Kedutaan Besar AS dalam waktu lebih dari 10 tahun.
Kementerian Luar Negeri AS juga mengizinkan staf yang tidak penting dan keluarga mereka untuk meninggalkan Yaman dan mengatakan, ancaman keamanan tetap tinggi karena kegiatan teroris.
Al-Qaeda diyakini mendalangi serangan terhadap kedutaan di Sanaa itu, yang menewaskan 16 orang, termasuk enam militan.
Jurubicara Kementerian Luar Negeri AS Sean McCormack mengkonfirmasi Kamis bahwa seorang wanita Amerika berusia 18 tahun bernama Susan Elbaneh termasuk diantara mereka yang tewas di luar kedutaan itu.
Teroris menyerang kedutaan itu dengan dua bom mobil, sementara orang-orang bersenjata lain berusaha namun gagal untuk menerobos dinding kedutaan itu.
Pemerintah Yaman hari Kamis menyatakan, mereka telah menangkap 20 tersangka muslim garis keras dalam kaitan dengan serangan-serangan terhadap kedutaan tersebut.
Sehari sebelum serangan itu, Selasa, kelompok bayangan yang menamakan diri Jihad Islam di Yaman mengancam akan "meledakkan kedutaan-kedutaan besar Inggris, Arab Saudi dan Uni Emirat Arab "jika saudara-saudara kami tidak dibebaskan" dari penjara-penjara Yaman.
Kelompok itu juga mengklaim bertanggung jawab atas serangan Rabu itu, namun keabsahannya belum bisa dibuktikan.
Yaman, negara leluhur pemimpin Al-Qaeda Osama bin Laden, memerangi militan Al-Qaeda sejak sebelum serangan-serangan 11 September 2001 di AS yang menewaskan sekitar 3.000 orang.
Pada Oktober 2000, Al-Qaeda menyerang kapal perusak angkatan laut AS USS Cole di kota pelabuhan Yaman selatan, Aden, dengan menggunakan sebuah kapal kecil pembawa bom untuk meledakkan bagian samping kapal itu yang menewaskan 17 pelaut Amerika, demikian dpa.(*)
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2008