"Dari tiga lemari es Retrofridge ini, dua sudah ada pemiliknya dengan harga Rp100 jutaan per unit," kata Direktur PT Modena Indonesia Robert Widjaja di Jakarta, Selasa.
Ia mengatakan hasil lelang lemari Modena Retrofridge 2330 yang dilukis khusus tersebut akan diserahkan ke Yayasan Rumah Budaya Sumba, yang bergerak di bidang pemberdayaan sumber daya manusia di Sumba.
"Ini adalah tahun ketiga Modena mengaplikasikan lukisan indah pada lemari es sehingga di sebut Masterpiece Retrofridge, " kata Robert Wijaya.
Baca juga: Lima pelukis pameran "Candi-Candi Berbisik" di Studio Mendut
Tiga kulkas atau lemari es Masterpiece Retrofridge tersebut dihasilkan oleh pelukis dari Erica Hestu Wahyuni yang mengambil tema lukisan mengenai keharmonisan hubungan antara manusia dan lingkungan hidup dengan dominasi warna hijau.
Seniman kedua Decki Legos mengambil tema "Gento Pawon" atau Preman Dapur yang menggambarkan seseorang yang gemar mengambil makanan dari kulkas.Kemudian seniman ketiga Abenk Alter yang mengambil gaya lukisan urban yang tak kalah unik.
Pendiri Rumah Budaya Sumba Robert Ramone yang bisa disapa Romo Robert mengatakan saat ini pihaknya tengah menginisiasi untuk membuat pusat belajar bagi masyarakat Sumba yang sebagian besar belum bisa menulis dan membaca.
"Kami ingin memiliki suatu gedung untuk anak-anak di Sumba belajar menulis dan membaca, mendidik mereka sopan santun, dan melestarikan budaya," kata Romo Robert yang mengajak masyarakat membeli kain tenun Sumba yang dipamerkan pada malam pelelangan Modena Masterpiece Retrofridge, Rabu (21/11) .
Baca juga: Seniman lukis pasir Oman kisahkan toleransi lewat karya
Pewarta: Risbiani Fardaniah
Editor: M Razi Rahman
Copyright © ANTARA 2019