Jakarta (ANTARA News) - Wakil Presiden M Jusuf Kalla menilai beberapa orang dan kelompok media selalu berupaya merangsang emosi masyarakat dan mempertontonkan aksi-aksi kekerasan dan perkelahian sehingga tampak sudah menjadi kebiasaan masyarakat. "Yang sering merangsang emosi masyarakat itu paling-paling cuma 40 orang, 15 orang pengamat politik, sepuluh orang pengamat ekonomi dan sepuluh kelompok media yang setiap hari mempertontonkan aksi demo, perkelahian, merusak dan sebagainya," kata Wapres Jusuf kalla saat dialog dengan pimpinan media massa di Jakarta, Kamis. Wapres menyatakan penilaiannya untuk menanggapi pertanyaan wartawan senior Fikri Jufri mengenai sikap Wapres terhadap tindak kekerasan berupa main hakim sendiri yang belakangan menjadi-jadi. Menurut Wapres, jika setiap hari media massa selalu mempertontonkan kekerasan atau perkelahian, maka lama-lama itu menjadi sebuah kebiasaan. Untuk menghentikan tindakan main hakim sendiri tersebut, maka polisi harus bertindak tegas. "Setiap ada yang merusak, polisi harus tangkap, polisi harus tegas, hanya begitu caranya," katanya. Menurut Wapres aksi-aksi perusakan oleh massa akhir-akhir ini sebenarnya sudah jauh menurun setelah polisi bisa bertindak tegas. Ia mengaku telah memerintahkan polisi untuk menangkap siapa saja yang melakukan tindak perusakan atau kekerasan. Di samping tindakan tegas aparat kepolisian, Wapres juga berharap pada media massa untuk mengurangi tontonan kekerasan. (*)

Pewarta:
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2008