Jakarta (ANTARA) - Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy memperkirakan 10 juta orang membutuhkan kartu prakerja.
"Diperkirakan yang akan membutuhkan 10 juta, tapi nanti yang akan diseleksi ini akan dirataskan," katanya usai acara Puncak Ekspedisi Bakti Pemuda PMK untuk NKRI 2019 di Magelang, Kamis.
Ia mengatakan mereka akan menetapkan kuota per provinsi karena jumlah target barunya sekitar dua juta.
Baca juga: Menko PMK ingin pemuda jadi kader perubahan
"Dan tentu saja yang diprioritaskan mereka yang memang siap memasuki dunia kerja tapi belum memilik keterampilan yang dibutuhkan sehingga nanti bisa memilih tempat-tempat pelatihan," katanya.
Tempat pelatihannya tidak harus di balai latihan, tetapi bisa juga di lembaga-lembaga swasta yang biayanya bisa ditanggung oleh pemerintah melalui kartu prakerja.
Menko Muhadjir mengatakan berdasarkan ratas terakhir kartu prakerja itu akan dapat dieksekusi paling lambat Februari 2020.
Saat ini tengah disiapkan berbagai macam perangkat diperlukan untuk pelaksanaan kartu prakerja tersebut.
Baca juga: Menko PMK sebut pemuda sasaran penting pembangunan SDM
"Masih dalam rangka persiapan," katanya.
Program kartu prakerja itu dilakukan untuk menyiapkan lapangan kerja sebanyak-banyaknya yang memiliki tingkat peluang produksi setinggi-tingginya.
"Setelah pembangunan infrastruktur yang telah dilakukan di periode pertama, sekarang ini tujuan kita adalah infrastruktur harus bisa dikapitalisasi seoptimal mungkin untuk siapkan lapangan kerja melalui investasi besar-besaran baik dari dalam maupun luar," katanya.
Baca juga: Menko PMK paparkan program di sektor pendidikan
Pewarta: Katriana
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2019