Jakarta (ANTARA) - Kementerian Kelautan dan Perikanan menggelar Indonesian Pearl Festival atau Festival Mutiara Indonesia, 21-24 November, dalam rangka meningkatkan animo pembudidaya untuk meningkatkan hasil produksinya, serta animo warga guna dapat membeli perhiasan mutiara asli Indonesia.

"Saya harap kegiatan ini akan meningkatkan sinergi untuk meningkatkan citra Indonesia sebagai penghasil budidaya mutiara yang berkualitas dan bermutu tinggi," kata Sekjen KKP Nilanto Perbowo dalam acara pembukaan Indonesian Pearl Festival di Jakarta, Kamis.

Dalam acara yang diselenggarakan di Atrium Lippo Mall Kemang itu, Nilanto Perbowo mengingatkan bahwa Indonesia dikenal sebagai penghasil south sea pearl (SSP) atau mutiara laut selatan yang memiliki beberapa keunggulan dibandingkan dengan mutiara jenis lainnya.

Baca juga: Menteri Edhy yakin produksi mutiara RI bisa lampaui China

Sekjen KKP memaparkan bahwa sejumlah keunggulan mutiara jenis SSP itu antara lain adalah ukurannya yang lebih besar, kliauannya yang lebih cemerlang dengan permukaan yang memancarkan kilau biru hingga kemerahan.

Ia juga mengingatkan bahwa komoditas mutiara bisa meningkatkan ekonomi lokal dan devisa, sehingga KKP juga berharap pembudidaya lokal dapat meningkatkan budi daya berkelanjutan serta menampilkan kearifan lokal.

Selain itu, ujar dia, pembudidayaan mutiara juga bisa meningkatkan kreativitas dalam rangka berinovasi guna mengolah hasil sisa budi daya mutiara.

Untuk itu, lanjutnya, diharapkan adanya dukungan dari pemerintah daerah untuk dapat meningkatkan kepastian berusaha dan berinvestasi budi daya mutiara.

Dalam acara tersebut, KKP juga bekerja sama antara lain dengan pihak Pemprov Sulawesi Utara.

Baca juga: Pemerintah perlu atasi hambatan budi daya mutiara

Menteri Kelautan dan Perikanan Edhy Prabowo meyakini produksi mutiara yang dihasilkan di Indonesia bisa melampaui produksi yang dihasilkan oleh China, terutama dilihat dari potensi besarnya budidaya mutiara yang terdapat di kawasan Nusantara.

"Bukan tidak mungkin dengan perhatian serius dari pemerintah, iklim budidaya mutiara semakin terangkat dan kita bisa menyalip China," kata Eddy Prabowo, Kamis (14/11).

Seperti diketahui, menurut data International Trade Center 2019, nilai ekspor mutiara Indonesia pada tahun 2018 berada dalam posisi kelima yaitu sebesar 47,26 juta dolar AS.

Posisi teratas ditempati Hong Kong dengan nilai ekspor 483,29 juta dolar, kemudian secara berturut-turut adalah Jepang (315,28 juta dolar), Polinesia Prancis (112,87 juta dolar), dan Republik Rakyat China (56,29 juta dolar).

Pewarta: M Razi Rahman
Editor: Budi Suyanto
Copyright © ANTARA 2019