Bengkulu, (ANTARA News) - Di tengah gerimis yang mengguyur pantai Taman Wisata Alam (TWA) Air Hitam, Kabupaten Muko Muko, sebanyak 210 tukik (anak penyu) dilepas sebagai upaya pelestarian hewan tersebut. Tukik berumur satu minggu tersebut merupakan hasil penangkaran kelompok pemuda yang tergabung dalam Kelompok Pemuda Pemudi Pencinta Alam dan Lingkungan Hidup (KP3ALH) di Kecamatan Sungai Rumbai, Kabupaten Muko Muko bekerjasama dengan Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Bengkulu. "Dari tiga sarang sebenarnya ada 300 butir telur penyu yang kita tangkar tetapi yang berhasil hidup menjadi tukik hanya 210," kata Ketua KP3ALH Ihsan Alhamid Andalas saat dihubungi, Kamis. Andalas mengatakan, pelepasan ini dilakukan oleh KP3ALH bersama tim Monitoring Harimau Gajah Sumatera (MHGS) yang bermarkas di Kecamatan Ipuh serta masyarakat setempat. Pelepasan ini juga melibatkan anak-anak untuk menanamkan karakter pelestarian terhadap satwa dilindungi ini. Setelah dilepas ke pantai terang Andalas, tukik ini langsung berlari menuju laut. Kehadiran mereka juga seolah disambut ombak pantai dan membawa ke laut. Jenis penyu yang dilepaskan seluruhnya termasuk Penyu Sisik. "Kebetulan yang kita tangkar ini seluruhnya jenis penyu lekang," tambahnya. Ia mengatakan, penangkaran yang berlokasi dalam kawasan Taman Wisata Alam Air Hitam itu murni swadaya kelompok yang prihatin terhadap aksi pencurian telur penyu oleh masyarakat. Saat ini di lokasi penangkaran juga terdapat empat sarang telur penyu yang akan menetas dalam 20 hari ke depan. Telur penyu membutuhkan waktu 60 hari untuk menetas menjadi tukik.(*)
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2008