Islamabad (ANTARA News) - Sedikitnya enam gerilyawan muslim garis keras tewas dalam serangan rudal yang diduga dilakukan oleh sebuah pesawat tak berawak AS di kawasan suku Pakistan di sepanjang perbatasan dengan Afghanistan, kata sejumlah pejabat."Sekitar empat rudal menghantam sebuah rumah di desa Baghar Cheena di Waziristan Selatan pada petang hari," kata seorang pejabat keamanan setempat yang tidak bersedia disebutkan namanya.Enam orang tewas dan empat lain cedera dalam serangan itu, katanya.Semua korban tewas adalah anggota sebuah kelompok Taliban yang dipimpin oleh Mullah Nazir, seorang ketua suku. Sejumlah penduduk menyatakan, pesawat tak berawak AS terlihat di daerah itu segera setelah serangan tersebut.Serangan itu dilakukan hanya beberapa jam setelah Ketua Kepala Staf Gabungan AS Mike Mullen mengadakan pertemuan dengan para pemimpin senior militer dan sipil Pakistan, termasuk panglima angkatan darat Jendral Ishfaq Parvez Kayani dan Perdana Menteri Yousaf Raza Gilani di Islamabad. Perwira tinggi AS tersebut menjamin para pejabat itu bahwa pasukannya akan "menghormati kedaulatan Pakistan", menurut sebuah pernyataan yang dikeluarkan oleh Kedutaan Besar Amerika. Kunjungan pejabat AS itu bertujuan meredam ketegangan antara kedua negara itu, yang terjadi karena serangan-serangan Amerika di kawasan suku Pakistan, yang diyakini sebagai pangkalan gerilyawan. Menteri Pertahanan Pakistan Ahmad Mukhtar mengecam serangan itu dan berjanji mengangkat masalah itu pada pertemuan resmi dengan pejabat-pejabat AS. Kawasan suku Pakistan dilanda kekerasan sejak ratusan Taliban dan gerilyawan Al-Qaeda melarikan diri ke wilayah itu setelah invasi pimpinan AS pada akhir 2001 menggulingkan pemerintah Taliban di Afghanistan. Pasukan Amerika menyatakan, daerah perbatasan itu digunakan kelompok militan sebagai tempat untuk melakukan pelatihan, penyusunan kembali kekuatan dan peluncuran serangan terhadap pasukan koalisi di Afghanistan. Pakistan mendapat tekanan internasional yang meningkat agar menumpas kelompok militan di wilayah baratlaut dan zona suku di tengah meningkatnya serangan-serangan lintas-batas pemberontak terhadap pasukan internasional di Afghanistan. Taliban, yang memerintah Afghanistan sejak 1996, mengobarkan pemberontakan sejak digulingkan dari kekuasaan di negara itu oleh invasi pimpinan AS pada 2001 karena menolak menyerahkan pemimpin Al-Qaeda Osama bin Laden, yang bertanggung jawab atas serangan-serangan di wilayah Amerika yang menewaskan sekitar 3.000 orang pada 11 September 2001.(*)

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2008