Islamabad (ANTARA News)- Laksamana Mike Mullen, ketua Gabungan Kepala-Kepala Staf AS, dan para komandan militer Pakistan, Rabu membicarakan situasi keamanan di sepanjang perbatasan Afghanistan, di mana AS memburu para gerilyawan Al Qaida dan Taliban yang membuat hubungan antara kedua sekutu itu tegang, kata para pejabat. Mullen bertemu dengan panglima militer Pakistan, Jenderal Ashfaq Parvez Kayani di kota garnisun Rawalpindi, beberapa minggu setelah kedua perwira itu membahas strategi kontra terorisme di kapal induk USS Abraham Lincoln di Samudra India. Perundingan itu dipusatkan pada kerjasama antara pasukan AS dan Pakistan menghadapi terorisme internasional dan serangan pasukan AS di Pakistan belum lama ini. "Jenderal Kayani menyatakan kekuatirannya yang serius menyangkut serangan AS di wilayah Pakistan dan menekankan bahwa pasukan asing tidak dapat diizinkan melakukan operasi-operasi bumi Pakistan," kata seorang pejabat yang dekat dengan perundingan itu. Kedua perwira tinggi itu kemudian bertemu dengan PM Yousaf Raza Gilani di Islamabad. Mullen melakukan kunjungan yang tidak diumumkan sebelumnya sementara hubungan antara kedua negara tegang akibat operasi militer AS yang meningkat di wilayah Pakistan termasuk serangan darat pertama yang menewaskan 20 orang sebagian besar wanita dan anak-anak pada 3 September. Seminggu kemudian setelah serangan itu yang terjadi saat serangan rudal oleh pesawat AS, Kayani dalam satu pernyataan keras mengatakan kedaulatan negara akan dipertahankan "dengan segala pengorbanan." Ia menambahkan bahwa aksi-aksi sembrono seperti itu hanya akan membantu semangat para gerilyawan dan lebih jauh menambahkan aksi serangan gerilyawan di daerah itu." Wilayah-wilayah suku barat laut dianggap aman bagi para pemimpin Al Qaida dan Taliban yang telah menghimpun kekuatan mereka dan mendirikan fasilitas-fasilitas untuk melatih para pejuang untuk menyerang pasukan koalisi di Afghanistan. Mullen belum lama ini mengatakan AS tidak menang dalam perangnya di Afghanistan dan karena itu memerlukan satu strategi "baru dan lebih komprehensif," yang memicu spekulasi bahwa AS sedang meningkatkan perhatian operasi-operasi independen di dalam wilayah Pakistan untuk menumpas sasaran-sasaran penting. Menyusul sebuah berita suratkabar The New York Times yang mengatakan Presiden AS George W.Bush secara rahasia menyetujui serangan darat tanpa meminta izin Pakistan. Akan tetapi, militer Pakistan menegaskan bahwa pihaknya punya hak untuk mempertahankan integritas wilayah negaranya. Para pejabat keamanan, Senin mengatakan pasukan pemerintah dan para anggota suku mencegah serangan AS di desa Angor Adda, distrik suku Waziristan Selatan, lokasi serangan darat sebelumnya, demikian dpa.(*)

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2008