Jakarta (ANTARA)- Komisi Disiplin (Komdis) PSSI menskorsing manajer Arema Ekoyono Hartono selama enam bulan dan denda Rp30 juta menyusul kasus kerusuhan yang terjadi di stadion Kanjuruhan Malang dalam pertandingan Arema Malang vs PKT Bontang, Sabtu (13/9) malam lalu. "Fakta membuktikan, manajer Arema yang menyulut kerusuhan itu," kata Ketua Komdis PSSI Hinca Panjaitan usai sidang komdis ke-14 di Jakarta, Rabu. Kiper Arema Kurnia Meiga dihukum satu tahun larangan bermain dan denda Rp50 juta. Menurut Hinca, kiper muda ini dinilai sebagai penyulut kerusuhan dengan mengejar wasit dan memancing kerusuhan yang terkait pasal 53 ayat 1 Kode Etik Komdis. Sementara Komdis belum menetapkan hukuman untuk panpel Arema termasuk kericuhan oleh penonton. "Kami selanjutnya akan mengadakan sidang dengan meminta keterangan Ketua Panpel Muklis yang saat ini sedang sakit, dan meminta keterangan pemain Mbamba serta Alex Pulalo," kata Hinca. Aksi kerusuhan terjadi usai tim Arema dikalahkan PKT Bontang 1-2 dalam lanjutan Indonesia Super League (ISL) akhir pekan lalu. Kerusuhan terjadi sejak pertengahan babak kedua saat Arema tertinggal 1-2. Arema semakin emosional karena saat timnya tertinggal para pemain PKT mengulur-ulur waktu. Penonton juga tidak henti-hentinya mencemooh wasit Suprihatin asal Magelang yang keputusannya dinilai sering merugikan Arema. Dari pengamatan Antara, kekerasan bermula setelah Ekoyono mengintimidasi pengawas pertandingan pada menit ke-79 karena tidak puas atas keputusan kartu merah Suprihatin atas penyerang Arema, Emile Mbamba. Puncak kekesalan dilampiaskan penonton saat peluit berakhirnya pertandingan dibunyikan wasit di mana penonton, ofisial dan pemain Arema memburu wasit Suprihatin. (*)
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2008