Jakarta (ANTARA News) - Bank Indonesia memperkirakan kebutuhan uang kartal untuk memenuhi kebutuhan masyarakat menjelang lebaran akan mencapai Rp46-47 triliun tahun ini, dan BI telah melakukan langkah pengamanan dengan memenuhi kantong kasnya hingga Rp66 triliun. "Dari awal puasa sampai pertengahan memang pengeluaran BI baru Rp6,3 triliun. Tapi memang biasanya pengeluaran kas yang besar pada dua minggu terakhir sebelum lebaran. Pada minggu ketiga diperkirakan keluar Rp21 triliun dan minggu keempat Rp19 triliun sehingga total Rp46,5 triliun," kata Deputi Gubernur BI Budi Rochadi di Jakarta, Rabu. Posisi Rp66 triliun, tambahnya, merupakan posisi kas BI pada 15 September lalu, sedangkan posisi kas di perbankan diperkirakan mencapai Rp33 triliun pada saat yang sama. "Pada malam lebaran nanti, posisi kas BI diperkirakan pada Rp45 triliun dan posisi kas perbankan adalah Rp37 triliun. Ini sudah cukup," katanya. Dengan demikian, tambahnya, masyarakat tidak perlu khawatir akan kesulitan memperoleh uang kartal, apalagi uang dalam pecahan kecil, yaitu pecahan di bawah Rp10.000, karena 63 persen kas BI dalam pecahan kecil dan sisanya untuk pecahan Rp20.000 ke atas. Di samping kebutuhan uang kartal yang meningkat pada tahun ini dari tahun sebelumnya Rp38-39 triliun, Budi menjelaskan, BI juga memperkirakan adanya kenaikan pembayaran melalui transaksi RTGS dan kliring. "Kalau tahun lalu, rata-rata harian pembayaran melalui RTGS dan kliring mencapai sekitar Rp170 triliun dan meningkat menjadi Rp210-220 triliun menjelang lebaran. Tahun ini kita perkirakan bisa naik menjadi Rp190 triliunan. Ini pola yang terjadi pada satu minggu sebelum dan sesudah lebaran," katanya Selain itu, BI juga meningkatkan armada dan modal kerja kas keliling, terutama pada lokasi-lokasi dengan peredaran dana yang tinggi, misalnya di kawasan pasar Jatinegara dan Pasar Baru Jakarta. "Setiap kas keliling, kita tambah modalnya dari Rp200 juta menjadi Rp400 juta untuk memenuhi kebutuhan masyarakat yang ingin menukarkan uang kecil," katanya. Di kantor pusat BI sendiri, katanya, loket penukaran uang juga ditambah menjadi lima loket, dari sebelumnya dua loket, dengan jam kerja yang diperpanjang. "Untuk layanan operasional kas, kita masih buka hingga 29 September baik untuk penukaran tunai ataupun keliling," katanya.(*)
Editor: Heru Purwanto
Copyright © ANTARA 2008