Jakarta (ANTARA) - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir melakukan pertemuan dengan Menteri Negara Urusan Ekonomi dan Fiskal Jepang Yasutoshi Nishimura, di sela kunjungan kerjanya ke Tokyo, Rabu, untuk membahas peningkatan kerja sama perdagangan dan investasi.
Pada pertemuan itu, Erick menyampaikan apresiasinya kepada pemerintah Jepang yang telah menunjukkan komitmennya dalam mendorong investasi di Indonesia, khususnya di bidang infrastruktur.
Seperti diketahui, Jepang secara konsisten berinvestasi di proyek-proyek strategis di Indonesia seperti pembangkit listrik, jalan tol, MRT, perumahan, dan lain sebagainya.
Selain kerja sama dalam hal infrastruktur, kedua negara juga memiliki peluang kerja sama di bidang lain.
Baca juga: Erick Thohir tegaskan pimpinan BUMN tidak melobi pertahankan jabatan
"Indonesia dan Jepang merupakan sahabat yang memiliki hubungan khusus. Saya yakin sekarang merupakan momentum yang bagus untuk meningkatkan kerjasama dimana Indonesia perlu berkolaborasi dengan Jepang dalam hal teknologi dan peningkatan skill sumber daya manusia (SDM)," katanya seperti dikutip dalam keterangan tertulis di Jakarta, Rabu.
Di sisi lain, menurut Erick, Jepang juga perlu bantuan Indonesia untuk menyediakan tenaga kerja terampil.
"Kita perlu saling melengkapi, saling bersinergi terutama untuk tenaga kerja. Kerja sama ini tentunya sesuai dengan visi Presiden yaitu meningkatkan kapabilitas SDM kita," imbuhnya.
Peningkatan SDM, lanjut Erick, dapat dilakukan di berbagai bidang termasuk bidang agrikultur dan kesehatan masyarakat.
Baca juga: Erick sebut butuh yang berakhlak, kelola aset BUMN Rp8.200 triliun
Sebagai negara dengan teknologi agrikultur yang luar biasa, menurut dia Indonesia perlu belajar banyak dari negeri sakura untuk meningkatkan kapasitas agrikultur, di mana sebaliknya, Jepang juga membutuhkan tenaga petani.
Demikian juga di bidang kesehatan, Jepang bisa membantu Indonesia untuk dapat meng-upgrade rumah sakit. Di saat yang sama, Jepang perlu tenaga perawat yang dapat disuplai dari Indonesia.
Lantaran potensi kerja sama yang besar itu, Erick mengusulkan agar kedua negara menggelar pertemuan rutin dan berkala untuk menindaklanjuti dan mempercepat realisasi kerja sama.
"Saya mengusulkan untuk melaksanakan pertemuan berkala setidaknya enam bulan sekali agar dapat mengevaluasi, menindaklanjuti dan mengakselerasi semua kerja sama yang akan dilaksanakan, kendala semua pembicaraan menjadi lebih konkret," katanya.
Pewarta: Ade irma Junida
Editor: Budi Suyanto
Copyright © ANTARA 2019