"Kejadiannya cukup cepat, tapi alhamdulillah tidak ada korban jiwa dalam peristiwa ini," kata Rahmat, pengurus Pasar Al Kamal di Sampit, Rabu.
Peristiwa itu terjadi sekitar pukul 12.30 WIB saat hujan sempat melanda kawasan itu. Tanpa diduga, angin kencang muncul dan menghantam pasar yang terletak di Jalan Hasan Mansyur Kecamatan Baamang.
Peristiwa itu membuat warga yang ada di pasar itu cemas. Meski hantaman puting beliung itu terjadi dalam waktu singkat, namun cukup membuat warga ketakutan.
Kuatnya hantaman angin membuat atap pasar itu rusak. Seng atap tersebut terlempar dan jatuh ke bagian belakang pasar tradisional tersebut.
"Alhamdulillah aktivitas pasar tetap berjalan lancar karena atap yang kena angin puting beliung itu lapaknya masih kosong, belum di tempati pedagang pasar tradisional Al Kamal," kata Rahmat.
Kepala Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Haji Asan Sampit Nur Setiawan mengatakan, angin yang menghantam pasar tersebut termasuk kategori puting beliung.
"Itu kena puting beliung, soalnya sampai merusak. Puting beliung minimal kecepatannya 35 knot atau sekitar 63 km per jam," kata Nur Setiawan di Sampit.
Nur Setiawan mengatakan, puting beliung rawan terjadi saat masa transisi dari musim kemarau ke musim penghujan seperti saat ini. Masyarakat diimbau waspada karena dalam satu bulan ini, khususnya saat ada perubahan kondisi cuaca atau suhu yang signifikan dapat berpotensi memicu munculnya puting beliung.
"Kami mengimbau masyarakat lebih meningkatkan kewaspadaan pada peralihan awal musim hujan ini terhadap potensi angin kencang, angin puting beliung dengan memotong pohon, dahan atau ranting yang mudah roboh atau tumbang," demikian Nur Setiawan.
Baca juga: Puting beliung membuat ngeri penduduk Sampit
Baca juga: BPBD: 60 rumah rusak akibat angin kencang di Jember
Pewarta: Kasriadi/Norjani
Editor: Tunggul Susilo
Copyright © ANTARA 2019