Surabaya (ANTARA News) - Jajaran Organisasi Pengusaha Angkutan Darat (Organda) Jatim memperkirakan arus pemudik yang menggunakan jasa angkutan bus tahun ini menurun sekitar lima persen, menyusul mulai banyaknya masyarakat menggunakan sarana transportasi alternatif seperti sepeda motor maupun kendaraan pribadi lainnya.
Ketua DPD Organda Jatim, Mustofa, di Surabaya, Rabu, mengatakan, dengan perkiraan seperti itu maka DPD Organda) Jatim hanya akan mengerahkan antara 4.500-5.000 armada bus Antar Kota Antar Propinsi (AKAP) maupun Antar Kota Dalam Propinsi (AKDP).
Menurut dia, menghadapi Lebaran tahun ini dipastikan tidak akan ada penambahan trayek, karena jumlah penumpang selama masa angkutan Lebaran H-7 hingga H+7 menurun, sehingga armada cadangan akan dioperasikan jika ada permintaan.
Mustofa mengatakan, penurunan penumpang tersebut dampak kondisi ekonomi makro Indonesia yang belum membaik, dan banyaknya pemudik yang lebih memilih menggunakan sepeda motor atau mobil pribadi.
Meski arus mudik selama masa angkutan Lebaran diperkirakan menurun, tapi pada H-1 dan H-2 Lebaran arus penumpang tetap akan mengalami lonjakan.
Lonjakan pemudik akan terjadi di sejumlah daerah di Jatim seperti Jombang, Mojokerto, Nganjuk, Ngawi, Tulungagung dan Kediri. Sedangkan arus balik puncaknya diperkirakan terjadi pada H+5 dan H+6.
Lebih lanjut Mustofa mengemukakan bahwa tidak akan ada kenaikan tarif untuk semua angkutan, kecuali pemberlakuan tarif batas atas dan batas bawah yang disesuaikan dengan jumlah penumpang dan kebijakan masing-masing pemilik angkutan.
Tarif batas atas untuk bus AKDP sebesar Rp147 per kilogram per orang, sedangkan batas bawah Rp90 per kilogram per orang. Tarif batas atas bus AKAP sebesar Rp150 per kilogram per orang dan batas bawah Rp92 per kilogram per orang.
Para pemudik hendaknya hati-hati dan waspada terhadap aksi kriminal, seperti tindak kejahatan yang diawali dengan pembiusan korban.
Secara terpisah, Ketua Organda Surabaya, Wastomi Suheri mengatakan bahwa Organda Surabaya menyiapkan 5.250 armada untuk mengantisipasi lonjakan penumpang pada masa angkutan Lebaran.
Selain itu, Organda Surabaya juga menyiapkan angkutan darat lain seperti 6.000 taksi dari 22 perusahaan, 400 angguna, dan bus.
Berdasarkan pengalaman tahun-tahun sebelumnya, lonjakan penumpang baru terlihat pada H-1 hingga H+5 Lebaran. Lonjakan itu biasanya terkonsentrasi di tempat-tempat wisata seperti Pantai Kenjeran dan Kebun Binatang Surabaya. Pada masa seperti itu lonjakan penumpang bisa mencapai 300 persen. (*)
Editor: Anton Santoso
Copyright © ANTARA 2008