Jakarta, (ANTARA News) - Setelah menyatakan keluar dari Majelis Mujahidin Indonesia (MMI), Ustad Abu Bakar Ba`asyir mendeklarasikan ormas Islam baru yang diberi nama Jamaah Ashorut Tauhid, sekaligus bertindak selaku Amir (pimpinan) jamaah tersebut. "Anshorut Tauhid itu artinya `Pembela Tauhid`. Organisasi baru ini berupaya untuk mengembalikan struktur kepemimpinan organisasi sesuai ajaran Islam. Ustad Abu Bakar Ba`asyir sebagai Amir Jamaah Anshorut Tauhid," kata Fauzan Al Anshori yang mengaku mewakili Ustad Abu Bakar Ba`asyir di Jakarta, Rabu. Deklarasi Jamaah Anshorut Tauhid yang dihadiri ratusan orang itu berlangsung pada Rabu siang di Asrama Haji Bekasi, ditandai dengan pidato politik Ustad Abu Bakar Ba`asyir yang juga mantan Amir MMI. Menurut Fauzan, sebelum pidato politik Ustad Abu, rangkaian deklarasi itu akan dimulai dengan diskusi terbuka yang menampilkan sejumlah tokoh ormas Islam yang membahas tentang "Kepemimpinan Islam versus Demokrasi". "Pemimpin dalam ajaran Islam itu dipilih oleh Dewan Syura yang merupakan tokoh-tokoh pilihan, sementara dalam demokrasi yang selama ini berjalan, dianut sistem `one man one vote` atau satu orang satu suara, dan itu artinya suara ulama sama saja dengan suara seorang penjahat atau pelacur, misalnya. Ini semua akan dibahas dalam diskusi itu," katanya. Usai diskusi, acara dilanjutkan dengan orasi dari sejumlah tokoh ormas Islam, yang diakhiri dengan pidato politik Ustad Abu Bakar Ba`asyir, sekaligus mendeklarasikan ormas Islam baru yang dipimpinnya itu. Fauzan yang juga mantan juru bicara MMI itu mengatakan, Jamaah Anshorut Tauhid tetap akan memperjuangkan prinsip penegakan syariat (hukum) Islam di Tanah Air. Sebagian besar pendukung Jamaah Anshorut Tauhid, katanya, merupakan mantan kader dan simpatisan MMI yang memilih untuk bergabung dengan Ustad Abu Bakar Ba`asyir. Berdirinya Jamaah Anshorut Tauhid, kata Fauzan, tidak terlepas dari perbedaan pendapat yang tajam dalam internal organisasi MMI, beberapa bulan lalu. Sesuai ajaran Islam, katanya, Ustad Abu berpandangan bahwa struktur kepemimpinan terletak pada seorang Amir yang memiliki otoritas, tidak hanya sebagai simbol, dan bukan merupakan kepemimpinan kolektif. Setelah upaya persuasif untuk mengubah struktur kepemimpinan di MMI gagal, akhirnya Ustad Abu yang juga pendiri Pondok Pesantren Al Mukmin Ngruki itu memutuskan berhenti sebagai Amir MMI dan menyatakan keluar dari organisasi tersebut pada 13 Juli 2008. "Usulan Ustad Abu itu bahkan ditolak dan tidak mau diagendakan di Kongres MMI. Karena melihat tidak ada niat baik dan tidak mau diluruskan, maka Ustad Abu keluar dari MMI," kata Fauzan Al Anshori.(*)
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2008