Kuala Lumpur (ANTARA News) - Bank Negara Malaysia (BNM) selaku bank sentral memberikan ijin kembali kepada Maybank (Malayan Banking Bhd) untuk meneruskan membeli atau akuisisi PT Bank International Indonesia (BII). Sebelumnya, BNM sempat menghentikan akuisisi itu dan melarang Maybank meneruskan pembelian BII karena adanya aturan Bapepam yang dinilai bakal merugikan Maybank dan nasabahnya pada beberapa tahun ke depan, demikian media massa Malaysia, Rabu. Aturan Bapepam yang dinilai merugikan itu ialah aturan yang mewajibkan pembeli melepas 20 persen sahamnya kepada publik atau minimal kepada 300 pihak dalam waktu dua tahun setelah akuisisi. BNM kemudian mencabut ijin Maybank akuisisi BII. Setelah Bapepam datang langsung ke Kuala Lumpur kemudian bertemu dengan BNM dan Maybank membahas masalah itu, Bapepam kemudian bersedia memberikan kelonggaran. Atas kelonggaran ini, BNM kemudian mengeluarkan keputusan kepada Maybank untuk meneruskan akusisi BII, Selasa. Perbankan terbesar di Malaysia Maybank kemudian mengumumkan kepada bursa Malaysia mengenai ijin yang diberikan BNM untuk melanjutkan proses akuisisi BII dan juga surat Bapepam mengenai kelonggaran penjualan saham kepada publik. Dengan keluarnya ijin itu maka semua syarat dalam Perjanjian Penjualan Saham (SSA) tertanggal 26 Maret 2008 sudah dipenuhi. Maybank kini akan bertemu dengan Fullerton Financial Holdings Pte Ltd dan Kookmin Bank untuk menyelesaikan pengambilalihan, kata Maybank, sebagaimana suratnya kepada Bursa Malaysia. Maybank pada Maret 2008 telah berhasil mengambilalih 55,5 persen saham BII dari Temasek Holdings Pte Ltd dan Kookmin Bank dari Korea bernilai 8,8 miliar ringgit, dan akan membeli sisa sahamnya senilai 3,9 miliar ringgit. Tapi BNM membatalkan akuisisi itu 29 Juli 2008 terkait dengan aturan Bapepam yang dinilai dapat menimbulkan kerugian 3,352 miliar ringgit. Menerusi peraturan pengambilalihan baru berkenaan, pemegang saham penguasaan baru perlu menjual sekurang-kurangnya 20 peratus kepada pemegang saham awam dan sekurang-kurangnya 300 pihak dalam tempoh dua tahun selepas tawaran tender dilaksanakan. Sementara itu, pembelian BII dibuat melalui perjanjian jual beli bersyarat yang melibatkan pembelian 100 persen saham Sorak Financial Holdings Pte Ltd (Sorak) yang dimiliki 75 persen oleh Fullerton Financial Holdings Pte Ltd, anak syarikat milik penuh Temasek Holdings sedangkan sisanya 25 persen oleh Kookmin Bank. Perjanjian dan pembelian itu diselesaikan hingga 26 September 2008 dan jika gagal, Maybank akan kehilangan uang depositnya sebesar 483,8 juta ringgit. (*)
Copyright © ANTARA 2008