London (ANTARA News) - Dolar AS melemah terhadap yen pada Selasa waktu setempat, namun bangkit dari penurunan awalnya, didorong oleh repatriasai dari dana-dana ke Amerika Serikat di tengah kepanikan di pasar keuangan dunia dan turunnya harga minyak, kata para analis. Mata uang AS menyusut ke posisi terendah tiga bulan 103,61 yen pada pagi di perdagangan London, sebelum kembali mundur menjadi 104,51 yen pada sore hari, masih turun dari 104,89 yen akhir Senin di New York. Dolar mendekati 108 yen sebelum kejatuhan bank investasai AS Lehman Brothers pada Senin, yang membuat pasar saham global rontok dan sektor finansial terpukul keras. AIG, satu perusahaan asuransi terbesar dunia, yang sedang menghadapi masalah tampak menambah kegelisahan di pasar. "Karena pasar ekuitas di luar AS lebih menderita daripada pasar AS, investasi kembali masuk ke AS," tulis para analis BNP Paribas. "Keuangan AS telah fokus kembali pada usaha utama domestik. Yang bukan aset inti akan dipisah dan dijual sehingga mendorong dolar." Penurunan harga minyak juga mendukung dolarm kata para analis. "Dukungan terhadap dolar AS datang dari merosotnya harga minyak. Para pelaku pasar menggunakan momentum ini bahwa ekonomi AS akan pulih kembali," kata para analis Commerzbank. "Dengan harga minyak sekarang yang mengarah ke 90 dolar per barrel, tekanan inflasi tentu sedikit melemah daripada pekan-pekan sebelumnya," kata James Hughes dari CMC Markets. Sementara itu, para pelaku pasar menunggu pertemuan Federal Reserve dimana bank sentral AS diperkirakan akan menurunkan suku bunganya dalam upaya menenangkan pasar-pasar finansial. The Fed dan bank-bank sentral lainnya telah menyuntikkan miliaran dolar ke pasar uang sejak Senin untuk meningkatkan likuiditas. Pada Selasa, Bank Sentral Eropa (ECB), Bank sentral Inggris (BoE) dan Bank Sentral Jepang (BoJ) bersama-sama menyuntikkan dana sebesar 134 miliar dolar AS. Mata uang tunggal Eropa turun menjadi 1,4164 dolar dari 1,4227 dolar pada akhir Senin di New York meski sebuah survei ekonomi menguat di kekuatan utama zona euro, Jerman. "Kekhawatiran terhadap sistem keuangan membebani pasar," kata Satoru Ogasawara, seorang analis valasa Credit Suisse. Ogasawara mengatakan pemerintah AS perlu menyuntikkan dana ke bank-bank yang bermasalah untuk menstabilkan pasar -- namun itu tidak akan dapat memberikan dukungan untuk seluruh bank-bank. Analis BNP Paribas memperingatkan bahwa penurunana suku bunga "dapat mengindikasikan sebuah rasa panik di pasar" sementara sebuah keputusan mempertahankan suku bunga dapat juga mengecewakan. Di tempat terpisah, sterling turun terhadap dolar meski diberitakan bahwa inflasi 12 bulan di Inggris mencapai posisi tertinggi 16 tahun sebesar 4,7 persen pada Agustus. Di perdagangan London pada Selasa, euro dipindahtangankan pada 1,4164 dolar terhadap 1,4227 akhir Senin, pada 147,59 yen (149,20), 0,7968 pound (0,7917) dan 1,5838 franc Swiss (1,5877). Dolar berada pada 104,51 yen (104,89) dan 1,1189 franc Swiss (1,1159). Pound berada pada 1,7753 dolar (1,7967). Di London Bullion Market, harga emas naik menjadi 779,50 dolar per ons dari 775 dolar akhir Senin, demikian AFP.(*)
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2008