Jakarta (ANTARA) - Nagabonar (Gading Marten) pada awalnya hanya berniat merantau ke kota Medan agar bisa hidup lebih baik bersama emak (Rita Matumona).
Perantauan ini justru membuatnya bertemu kembali para sahabat masa kecil, Lukman (Rifky Alhabsyi) dan Mariam (Roby Tremonti), lalu seorang gadis menawan bernama Kirana (Citra Kirana).
Baca juga: Alasan pemilihan Gading Marten sebagai Nagabonar
Kirana bukan gadis biasa, dia kekasih Kapten Bastian (Delano Daniel), yang saat itu diutus pemerintah Kolonial Belanda mengawasi Medan. Dia juga putri seorang dokter antek Belanda (Gusti Randa).
Bak pemuda dimabuk asmara pada umumnya, Naga yang pengangguran bermimpi mempersunting Kirana. Apalagi ada berbagai pertemuan tak disengaja yang seakan menjadi peluang Naga mendekat selangkah demi selangkah pada pujaan hatinya itu.
Di tengah upaya mendekati Kirana, Naga juga harus mempersiapkan diri memperjuangkan kemerdekaan Indonesia dari Belanda bersama rekan-rekanya.
Naga yang tampak lugu sering dianggap tak serius memikirkan strategi berperang oleh Ujang (Ence Bagus). Ada kesan Naga yang tiba-tiba menjabat sebagai seorang jenderal itu hanya berjuang demi cinta. Bagaimana Naga meluruskan hal ini? Apa dia mampu memenangkan hati Kirana?
Baca juga: Citra Kirana enggan bicarakan soal pernikahan
Walau memang menitikberatkan pada kisah cinta, namun sutradara Dedi Setiadi tetap memasukkan pesan nasionalisme dalam film yang salah satunya diproduseri Gusti Randa itu.
Pesan ini dia selipkan dalam dialog-dialog para karakter, termasuk saat ayah Nagabonar (Roy Marten) berdebat dengan petinggi Belanda (Ray Sahetapy).
Lebih lanjut, dia menolak anggapan orang-orang yang menganggap film ini bagian sejarah. Walau masih mengisahkan tentang tokoh Nagabonar, namun ada berbagai hal yang Dedi ubah demi kepentingan film.
Karakter Naga tak lagi dikenal sebagai pencopet seperti dalam dua film sebelumnya yang diperankan aktor Deddy Mizwar.
Sementara itu, kepribadian Naga yang suka bercanda, lugu, patuh pada emak dan setia kawan tetap dihadirkan dalam film. Naga yang begitu cinta tanah air juga masih ditonjolkan walau kadang samar karena dibumbui asmara.
Berbeda dari film-film sebelumnya, kali ini kelahiran Naga termasuk di mana dia tinggal bersama emak hingga dia dewasa diceritakan sehingga menjadi hal baru yang cukup menyegarkan.
Para penggemar kisah berlatar sejarah harus siap-siap kecewa karena titik berat cerita terletak pada kisah Naga yang jatuh cinta pada Kirana. Adegan berperang tetap dihadirkan namun dengan efek suara, visual yang sangat sederhana.
"Nagabonar Reborn" akan tayang di seluruh bioskop Indonesia pada 21 November 2019 atau mundur sekitar sebulan dari rencana awal karena tersangkut masalah hak cipta.
Baca juga: Citra Kirana siap bintangi "Nagabonar Reborn"
Baca juga: Roby Tremonti dan Rifky Alhabsyi belajar logat Batak dari supir
Pewarta: Lia Wanadriani Santosa
Editor: Ida Nurcahyani
Copyright © ANTARA 2019