Anggota Komisi V DPRD Provinsi Banten Furtasan Ali Yusuf mengatakan, sidak dilakukan untuk melihat pelayanan di rumah sakit milik pemerintah tersebut, terutama setelah dilanda angin kencang. Hasilnya, pihaknya mendapati ada pelayanan yang terganggu,

Serang (ANTARA) - RSUD Banten untuk sementara waktu tak bisa memberikan pelayanan bedah karena fasilitas ruangan bedah mengalami kerusakan akibat hujan lebat dan angin kencang yang melanda Kota Serang, Rabu (13/11) pekan lalu.

Kondisi itu terungkap dalam inspeksi mendadak (sidak) Komisi V DPRD Provinsi Banten ke RSUD Banten di Kecamatan Curug, Kota Serang, Selasa.
Baca juga: BMKG minta warga Banten waspadai angin kencang

Rombongan wakil rakyat tersebut diterima langsung oleh Direktur Utama RSUD Banten Danang Hamsah Nugroho. Selanjutnya, mereka menelusuri setiap ruangan di rumah sakit tersebut, mulai dari instalasi gawat darurat (IGD), ruang rawat inap, hingga layanan poli.

Dalam kesempatan itu, anggota Komisi V memantau sejumlah bangunan gedung yang mengalami kerusakan. Kerusakan berat terlihat di lantai tiga, tepatnya berdekatan dengan ruang bedah. Di tempat tersebut atap dan plafon mengalami jebol cukup besar.

Karena kerusakan tersebut, sejulah ruangan ditutup dan tak bisa digunakan. Sejumlah ruangan itu porak-poranda oleh reruntuhan atap dan plafon.

Anggota Komisi V DPRD Provinsi Banten Furtasan Ali Yusuf mengatakan, sidak dilakukan untuk melihat pelayanan di rumah sakit milik pemerintah tersebut, terutama setelah dilanda angin kencang. Hasilnya, pihaknya mendapati ada pelayanan yang terganggu, yakni untuk layanan bedah.

"Cuma tadi yang tidak dilayani adalah soal bedah saja," kata Furtasan.

Ia mengatakan, tak beroperasinya layanan bedah jelas sangat berdampak bagi RSUD Banten. Pasalnya, bedah merupakan layanan dasar yang ada di rumah sakit.

"Itu menurut saya pelayanan dasar, karena rumah sakit tanpa bedah seperti apa gambarannya. Harus dirujuk sana-sini, khawatirnya pada saat pelaksanaannya 'dipingpong'," katanya lagi.
Baca juga: Angin robohkan puluhan pohon di Rangkasbitung

Namun demikian, kekhawatirannya sudah diantisipasi oleh pihak rumah sakit. RSUD Banten telah bekerja sama dengan tiga rumah sakit terdekat, yaitu RSUD Drajat Prawiranegara, RS Hermina dan RS Sari Asih Serang.

Selain soal pelayanan, hasil sidak juga menyoroti soal arsitektur atau tampak kasat mata bangunan RSUD Banten. Dia menilai, tampilannya tak mencerminkan sebagai rumah sakit milik Pemprov Banten.

"Setelah saya melihat secara langsung, kaget saya. RSUD Banten tidak seperti yang ada di benak kita. Artinya masih banyak pembenahan di sana sini. Dari sisi penampilan, arsitekturnya tidak tahu seperti apa dalam perencanaan. Yang jelas ini tidak enak dipandang mata," kata politisi Partai NasDem tersebut.

Direktur Utama RSUD Banten Danang Hamsah Nugroho membenarkan, pihaknya menutup sementara layanan bedah setelah atap jebol. Meski demikian, pihaknya tetap melayani jika ada pasien yang datang.

"Kami tak menolak pasien, tetap dilayani. Kalau perlu bedah kita rujuk ke RS yang memungkinkan. Kita kerja sama dengan RSUD Drajat Prawiranegara, Hermina dan Sari Asih. Sejak hari kejadian, sudah ada 10 pasien yang dirujuk,” katanya pula.

Pewarta: Mulyana
Editor: Budisantoso Budiman
Copyright © ANTARA 2019