Jakarta (ANTARA News) - Departemen Kesehatan menyiagakan 14 Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) untuk membantu masyarakat yang berangkat dan pulang untuk mudik Lebaran.Siaran pers dari Pusat Komunikasi Publik Departemen Kesehatan Jakarta, Selasa, menyebutkan KKP tersebut yakni KKP Bandara Raden Inten dan KKP Bakauheni (Lampung), KKP Merak (Banten), KKP Cirebon, KKP Bandara Husein Sastranegara (Bandung), KKP Cilacap, KKP Semarang, KKP Bandara Adi Sumarmo (Surakarta), KKP Adi Sucipto (Yogyakarta), KKP Tanjung Perak (Surabaya), KKP Probolinggo, KKP Banyuwangi, KKP Gilimanuk (Denpasar) dan KKP Bandara Ngurah Rai (Bali).Direktur Pengendalian Penyakit Tidak Menular Departemen Kesehatan Yusharmen, dalam siaran pers tersebut mengatakan, Departemen Kesehatan menyiagakan pos kesehatan, penyuluhan, pemeriksaan/pengawasan tempat-tempat umum, pengendalian vektor dan penyiapan rujukan ke rumah sakit di terminal pelabuhan udara dan pelabuhan laut di KKP mulai tujuh hari sebelum hingga tujuh hari sesudah Hari Raya Idul Fitri. Sedangkan untuk pelayanan kesehatan jalur mudik di daerah, kata dia, Departemen Kesehatan berkoordinasi dengan para gubernur melalui Kepala Dinas Kesehatan dan Direktur Rumah Sakit di delapan provinsi guna memantapkan jejaring kerja dalam meningkatkan kesiapsiagaan Puskesmas dan Rumah Sakit Daerah di jalur mudik/balik Lebaran. Kedelapan provinsi yang dimaksud adalah DKI Jakarta, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, Daerah Istimewa Yogyakarta, Jawa Timur, Bali, dan Lampung. Pos-pos kesehatan yang disiagakan oleh pemeritah daerah melalui Dinas Kesehatan setempat berupa penyiapan Puskesmas perawatan dan rumah sakit siaga 24 jam, termasuk Puskesmas di sekitar wilayah pantai utara (Pantura). Jumlah sarana kesehatan yang disiagakan di sepanjang jalur trans Pulau Jawa meliputi 63 rumah sakit dan 314 Puskesmas yang tersebar di Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, Daerah Istimewa Yogyakarta dan Jawa Timur. Sedangkan di jalur trans Sumatera disediakan 38 rumah sakit dan 270 Puskesmas yang lokasinya berada di Sumatera Selatan, Lampung, Riau, Jambi, Sumatera Barat, dan Sumatera Utara. Pihaknya, kata Yusharmen, juga berkoordinasi dengan kedelapan pemerintah provinsi itu dalam melakukan pengawasan sanitasi terutama pada makanan dan minuman di tempat peristirahatan (terminal) serta melakukan pengamatan terhadap penyakit menular terhadap kasus penyakit yang berpotensi wabah khususnya diare. Sejumlah faktor risiko pada situasi khusus arus mudik Lebaran pun telah diidentifikasi. Faktor risiko di jalur darat, laut, maupun udara, kata Yusharmen, antara lain berupa cedera akibat kecelakaan lalu lintas, menurunnya daya tahan tubuh akibat lamanya perjalanan, serta terjadinya penularan penyakit potensi KLB di tempat pemberangkatan dan pemberhentian (terminal dan rumah makan), penularan penyakit akibat makanan yang tidak higienis, serta penularan penyakit yang dibawa oleh penumpang dari negara terjangkit.(*)

Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2008