Washington (ANTARA News) - Kehadiran tentara Amerika Serikat di Afganistan akan bertambah dengan sebanyak-banyaknya 1.800 orang pada akhir Januari, kata data kantor berita Prancis AFP, berdasarkan atas angka Pentagon pada Senin. Satuan Tugas Udara-Darat Marinir akan bertambah sampai sekitar 2.000 orang dan ditempatkan pada November, kata pernyataan Departemen Pertahanan. Sementara itu, anggota Marinir yang tiba April --sampai 3.900, kata Pentagon-- menyelesaikan tugas mereka pada November dan meninggalkan Afganistan. Itu berarti, jumlah tentara Amerika Serikat sekitar 33.000 orang --kata angka terakhir Pentagon-- akan menyusut sedikit sebelum bertambah dengan kedatangan balabantuan pada awal 2009. Pada Januari, brigade tempur tentara Amerika Serikat beranggota sekitar 3.700 orang, semula untuk Irak, akan dikirim ke Afganistan untuk bertugas di bawah kepemimpinan Pasukan Bantuan Keamanan Asing (ISAF) pimpinan persekutuan pertahanan Atlantik utara NATO, kata pernyataan Departemen Pertahanan. Secara keseluruhan, 5.700 tentara Amerika Serikat akan dikirim ke Afganistan dan 3.900 akan ditarik, bertambah 1.800, membuat jumlah tentara Amerika Serikat mendekati 35.000 orang. Sekitar 70.000 tentara asing saat ini disebarkan di Afganistan sebagai bagian dari ISAF atau Gerakan Kebebasan Abadi Washington. Pemimpin Tentara di lapangan sudah meminta tambahan 10.000 tentara untuk menghadapi lonjakan kekerasan Taliban. Presiden George W Bush pada pekan lalu mengumumkan menarik 8.000 tentara dari Irak dan mengirim tambahan tentara ke Afganistan pada Januari, saat ia meninggalkan Gedung Putih. Dua tentara Amerika Serikat pada tengah pekan lalu tewas dalam kejadian terpisah di Afganistan timur, kata pejabat pertahanan negara adidaya itu. Pejabat tersebut, yang berbicara tanpa bersedia disebut namanya, menyatakan salah seorang dari tentara itu tewas dalam serangan terhadap pos terdepan pasukan tempur, yang dilakukan pejuang dengan tembakan granat luncur serta senjata api ringan. Prajurit kedua tewas akibat tembakan senjata ringan dalam gerakan tempur, kata pejabat itu kepada AFP.(*)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2008