Jakarta (ANTARA News) - PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (Telkom) akan mengembangkan layanan televisi kabel berbasis Internet Protocol Televisi (IPTV) bekerjasama dengan PCCW perusahaan telekomunikasi berbasis di Hongkong. "Nota kesepahaman (MoU) sudah dilakukan awal September, dan diharapkan akhir November sudah closing," kata Dirut Telkom Rinaldi Firmansyah, saat mendampingi Menneg BUMN Sofyan Djalil sebelum Rapat Kerja dengan Komisi XI DPR-RI, di Jakarta, Selasa. Ia menjelaskan pengembangan layanan yang memadukan jaringan kabel telepon milik Telkom dan satelit itu akan dilakukan melalui anak perusahaan yaitu TelkomVision. TelkomVision sendiri saat ini sudah menggelar layanan televisi berbayar (pay tv) yang hanya memancarkan siaran dari berbagai televisi teresterial di dunia. "Dengan IPTV layanan TelkomVision akan lebih luas, yaitu memberi layanan berbasis kabel optik dan satelit," katanya. PCCW merupakan perusahaan pertama di dunia yang mengembangkan IPTV, sehingga diharapkan dapat memberi kontribusi dari sisi teknologi. "Kita menargetkan IPTV Telkom tersebut bisa beroperasi (launching) pada awal tahun 2009," katanya. Meski begitu Rinaldi tidak bersedia menyebutkan nilai proyek kerjasama dengan PCCW yang merupakan anak perusahaan dari konglomerat HongKong, Li Ka Shing. Ia hanya menyebutkan nilainya masih dihitung, dan baru diketahui setelah memasuki tahapan penyampaian rencana kerja atau setelah ada "definitive agreement". "Awalnya modal kerja tidak terlalu besar karena Telkom telah memiliki infrastruktur berupa kabel optik," katanya. Rinaldi menambahkan, kalaupun ada investasi untuk pengembangan akan dialokasikan dari capex Telkom 2008 yang mencapai sekitar Rp13 triliun. Terkait rencana perseroan mengakuisisi televisi teresterial yang sudah beroperasi di Indonesia, Rinaldi mengatakan, "baru tahapan kajian dari konsultan". "Rencana akuisisi tv teresterial memang masuk kajian, namun belum tentu masuk dalam rencana kerja Telkom tahun 2009, karena harus disesuaikan dengan kondisi perusahaan dan industrinya," kata Rinaldi. (*)

Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2008