... saat ini telah ada sekitar 25 guru inti yang diharapkan dapat mengajar guru sasaran sehingga lebih lanjut diharapkan dapat mencapai 500 ribu guru yang dilatih.Jakarta (ANTARA) - Direktur Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Supriano memastikan bahwa pelatihan guru berbasis zonasi masih terus berlanjut dan difokuskan pada mata pelajaran yang masuk dalam Ujian Nasional.
"Sekarang ini kan sudah berjalan. Kita fokuskan pada mapel-mapel yang di-UN-kan. Nanti tahun depan juga kita lanjutkan kembali, karena ini lagi berputar. Ada yang in 3, ada yang in 3, bahkan ada yang in 5," katanya dalam acara kunjungan kerja Bank Dunia ke Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan di Jakarta, Selasa.
Ia mengatakan anggaran untuk pelatihan guru berbasis zonasi itu masih dikaji untuk bisa membuat skema yang lain.
Baca juga: Kemendikbud : digitalisasi solusi pendidikan di Tanah Air
Baca juga: Kemendikbud : pelatihan guru berbasis zona lebih efektif
Ia mengatakan saat ini telah ada sekitar 25 guru inti yang diharapkan dapat mengajar guru sasaran sehingga lebih lanjut diharapkan dapat mencapai 500 ribu guru yang dilatih.
Pelatihan tersebut, katanya, telah menggunakan teknologi untuk menyiapkan guru menghadapi era industri 4.0.
"Karena ini sudah blendid learning. Jadi menggunakan sistem LMS, Learning Management System," katanya.
Sementara itu, sumber belajar yang digunakan dalam pelatihan guru tersebut, katanya, berasal dari berbagai sumber, tidak hanya dari unit yang disiapkan tetapi juga dari telekonferensi antar guru, YouTube, Google dan lain sebagainya.
Baca juga: Hasil UN ubah pola pelatihan guru
Baca juga: Pemerintah targetkan 72.000 guru kejuruan dapat pelatihan khusus
"Guru itu luar biasa. Walaupun di pelosok mereka sudah menggunakan laptop, karena mereka sumber belajarnya tidak dari unit yang kita siapkan," katanya.
Supriano juga mengatakan konten pembelajaran yang digunakan dalam pelatihan tersebut tetap berpegang pada kompetensi dasar selain juga dari berbagai inovasi.
"Yang ditingkatkan adalah proses menyampaikan pembelajarannya di kelas bagaimana. Itu yang lagi fokusnya ke situ," kata dia.
Baca juga: Siswa Indonesia sulit bekerja sama
Baca juga: 374 guru Indonesia ikuti pelatihan di China
Pewarta: Katriana
Editor: Muhammad Yusuf
Copyright © ANTARA 2019