Jakarta, (ANTARA News) - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan fluktuasi nilai tukar rupiah terhadap dolar AS masih relatif lebih kecil dibanding dengan sejumlah mata uang negara lain. "Di Indonesia, pergerakan rupiah `year to date` hanya mencapai sekitar 0,8 persen," kata Menkeu dalam rapat Komisi XI DPR di Jakarta, Selasa. Ia menyebutkan, kondisi itu berbeda dengan nilai tukar negara lain seperti dolar Selandia Baru yang mencapai 14,7 persen, peso Filipina sebesar 12,7 persen, dan won Korea yang mencapai 19 persen. Menurut dia, walaupun pemerintah dan Bank Indonesia (BI) berupaya menjaga stabilitas nilai tukar namun tidak akan dilakukan dengan kebijakan yang kaku. Ia menyebutkan, ketika perekonomian AS menghadapi masalah seharusnya nilai tukar AS mengalami depresiasi. Namun karena kondisi perekonomian negara lain seperti di Eropa dan Jepang juga mengalami perlambatan maka dolar AS juga mengalami penguatan. Menurut dia, gejolak ekonomi global yang terjadi saat ini akan berdampak kepada Indonesia apakah menyangkut exchange rate, stok di pasar modal, dan interest rate. Perlambatan ekonomi global juga berdampak pada menurunnya harga minyak dunia saat ini. "Kita lihat hari ini harga minyak sudah mendekati 90 dolar AS per barel," kata Menkeu dalam rapat yang membahas deviden BUMN untuk APBN 2009. Turunnya harga minyak dunia, menurut dia, juga harus dilihat pengaruhnya terhadap kinerja BUMN Pertamina dan akhirnya deviden BUMN itu. Menurut dia, DPR dan pemerintah harus lebih intensif mendiskusikan APBN 2009 dikaitkan dengan berbagai kondisi yang berkembang dan akan berkembang. "Kita akan mendiskusikan dengan DPR supaya APBn tidak jadi sumber masalah tapi menjadi sumber kepastian karena saat segala sesuatu tidak pasti, para pelaku ekonomi dan usaha biasanya mendapatkannya dari APBN," katanya.(*)

Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2008