Jakarta (ANTARA News) - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono meminta jajaran menterinya untuk bersinergi mengantisipasi gejolak keuangan global yang dapat berpengaruh pada perekonomian Indonesia.
Instruksi itu diberikan Presiden Yudhoyono di hadapan seluruh pembantunya sebelum rapat kabinet paripurna di Kantor Kepresidenan, Jakarta, Selasa.
Presiden juga meminta agar Bank Indonesia (BI) dan Departemen Keuangan terus menerus berkonsultasi agar tercipta kebersamaan dan keterpaduan kebijakan.
"Di samping kita lakukan antisipasi, terus kita harus bersinergi. Saya ingin betul konsultasi kebersamaan, keterpaduan kebijakan langkah antara BI dan Departemen Keuangan dilaksanakan sebaik-baiknya," tutur Presiden.
Presiden juga meminta agar para menterinya berkonsultasi dan berembug bersama dengan pelaku-pelaku usaha besar dan bank-bank pemerintah maupun swasta.
"Sehingga yang kita lakukan dalam rangka pertahankan stabilitas ekonomi kita sambil menunjang pembangunan," ujarnya.
Semua itu, lanjut Presiden, dilakukan oleh pemerintah secara tenang dan sinkron sehingga gejolak di tingkat regional dan global dapat ditangani dengan baik.
Presiden mengatakan, pelaku pasar tidak perlu panik dan cemas seolah-olah situasi akan kembali pada keadaan krisis 1997, karena fundamental ekonomi tingkat nasional sudah dalam keadaan baik dan terkelola.
Kepada para menterinya, Presiden Yudhoyono juga meminta agar mereka menjelaskan keadaan perekonomian secara baik kepada publik untuk mengindari spekulasi dan reaksi panik.
"Karena pengalaman kita, kepanikan itulah yang memperburuk (keadaan). Kita harus memberi kenyamanan kepada mereka. Tunjukkan bahwa pemerintah bekerja, kita semua bekerja untuk atasi langkah-langkah ini," kata Presiden. (*)
Copyright © ANTARA 2008