pemerintah daerah perlu terus berupaya melakukan berbagai terobosan untuk meningkatkan peluang investasi di wilayahnya guna mendongkrak perekonomian masyarakat.

Purwokerto (ANTARA) - Pengamat kebijakan publik dari Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) Purwokerto Dr. Slamet Rosyadi menilai regulasi yang sederhana akan dapat meningkatkan peluang investasi di tingkat daerah.

"Untuk itu pemerintah daerah harus membuat regulasi yang sederhana dan tidak berbelit-belit karena akan dapat menarik minat investor untuk berinvestasi di daerah setempat," katanya di Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, Selasa.

Dia mengatakan, pemerintah daerah perlu terus berupaya melakukan berbagai terobosan untuk meningkatkan peluang investasi di wilayahnya guna mendongkrak perekonomian masyarakat.

"Tingkatkan peluang investasi terutama investasi di bidang energi, infrastruktur dan juga pariwisata karena akan membawa dampak positif bagi perekonomian daerah," katanya.

Baca juga: Menperin jemput investasi Rp60,5 triliun ke Korsel

Untuk mewujudkan hal tersebut, kata dia, pemerintah daerah perlu mencari mitra strategis terutama investor dari luar. "Namun harus diikat dengan perjanjian yang saling menguntungkan. Selain itu, perlu diikuti dengan transfer teknologi agar Indonesia tidak tergantung dengan pihak luar khususnya di bidang energi," katanya.

Dia juga menambahkan, investasi di bidang energi diharapkan akan membuat energi menjadi lebih terjangkau bagi masyarakat di wilayah setempat. "Sementara di bidang infrastruktur, investasi diharapkan akan dapat meningkatkan mobilitas dan transportasi masyarakat," katanya.

Selain itu, investasi di bidang pariwisata, kata dia, diharapkan akan dapat meningkatkan pendapatan daerah dan juga berdampak terhadap perekonomian lokal. "Karena itu pemerintah daerah perlu melakukan berbagai upaya untuk meningkatkan peluang investasi di wilayahnya," katanya.

Sebelumnya dia juga mengatakan bahwa birokrasi yang sederhana dan tidak berbelit-belit akan makin mendorong perkembangan pasar.

"Hal ini dikarenakan pasar akan sulit berkembang jika berhadapan dengan birokrasi yang berbelit belit. Bukti empiris juga menunjukkan negara maju yang lebih reformatif lebih disukai oleh investor," katanya.
Baca juga: Investasi Rp700 triliun tertahan masuk, Bahlil: Terkendala di daerah

Pewarta: Wuryanti Puspitasari
Editor: Nusarina Yuliastuti
Copyright © ANTARA 2019