"Program Kotaku menginspirasi warga untuk ambil bagian dalam penataan dan pelestarian lingkungan agar menjadi kawasan permukiman yang sehat dan berkelanjutan," kata Adit Suparno, Ketua RT 2, RW 5 Kelurahan Tamanan, Trenggalek, Selasa.
Di Trenggalek saat ini, program Kotaku diaplikasikan di tiga lingkungan RW di Kelurahan Tamanan, yakni RW 1, 2 dan 3.
Baca juga: Percepat penuntasan kawasan kumuh, Kalbar-Kementrian PUPR kolaborasi
Kendati belum semua diterapkan program penataan kawasan urban modern, lanjut Adit, program yang menyasar kawasan kumuh perkotaan itu menginspirasi warga untuk lebih peduli dalam masalah lingkungan.
Di Kelurahan Tamanan ini, misalnya, dulu lingkungan di lokasi ini terkesan kumuh dan rawan banjir.
Kini jalan-jalan di lingkungan tersebut tertata dengan baik dan rapi bahkan dilengkapi dengan sistem drainase yang baik pula, sehingga bila banjir datang tidak lagi terjadi genangan lagi.
"Patut disyukuri dengan program ini kondisi lingkungan menjadi baik sehingga masyarakat merasa aman dan nyaman. Walaupun banjir dengan program ini tidak terjadi genangan air karena drainase tertata dengan baik," kata Adit.
Program Kotaku juga merangsang warga lebih peduli terhadap lingkungan. "Sedikit kotor langsung disapu oleh warga," lanjut Adit.
Adit menambahkan, warga Tamanan masih berharap program Kotaku di kelurahannya dapat dituntaskan, karena meskipun berada di Kecamatan Trenggalek (kota), masih banyak jalur-jalur kecil yang memerlukan perbaikan dan beberapa titik terkesan kumuh, tandasnya.
Baca juga: Penataan kawasan kumuh Kaliangke ditargetkan rampung Desember
Menjawab harapan masyarakat tersebut, Bupati Trenggalek Mochamad Nur Arifin berjanji akan menuntaskan program yang sudah dirasa baik ini.
"Kani ingin menuntaskan satu kawasan pemukiman kumuh di Kabupaten Trenggalek. Kita punya kawasan kumuh di sekitar kota dan di Kawasan Selatan. Di kota ada sekitar tiga sampai lima desa yang di SK dan di Kawasan Selatan sekitar ada dua desa. Ini nanti kita tunjukkan semuanya dan bagaimana progresnya, karena masyarakat melakukannya sendiri, tidak dengan kontraktor," kata Bupati Nur Arifin.
Kami yang memberikan bantuan dan mereka yang mengerjakan dan semua sudah hampir 80 persen pengerjaannya, lanjutnya
Arifin menambahkan, Pemkab Trenggalek ingin merubah daerah-daerah kumuh menjadi "kampung hijau".
"Artinya dengan sanitasi yang bagus, jalan yang baik, drainase yang bagus juga ke depan kita bisa memasukkan spesifik planning untuk pengolahan limbah baik itu sampah maupun limbah cair," ujarnya. (*)
Baca juga: Mataram usulkan dana kelurahannya untuk entaskan kawasan kumuh
Baca juga: Bantuan penataan kawasan kumuh Mataram Rp7 miliar ditunda
Baca juga: 70 persen kawasan kumuh di Sleman berhasil ditata
Pewarta: Destyan H. Sujarwoko
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2019