Jakarta, (ANTARA News) - Pemerintah tidak ingin peristiwa tewasnya 21 orang di Pasuruan, Jawa Timur, akibat terinjak-injak memperebutkan zakat senilai Rp20 ribu dikaitkan dengan angka kemiskinan. Menteri Sekretaris Negara, Hatta Radjasa, di Kantor Kepresidenan, Jakarta, Selasa, mengatakan peristiwa Pasuruan itu bukan berarti membantah penurunan angka kemiskinan yang telah berhasil dicapai oleh pemerintah. "Itu tidak mencerminkan sesuatu. Angka kemiskinan kita itu menurun, bukan berarti dengan kejadian itu membantah angka penurunan. Tidak relevan. Jadi, saya kira tidak perlu dikait-kaitkan ke situ," tuturnya. Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dalam pidato kenegaraannya di depan Rapat Paripurna DPR pada 15 Agustus 2008 menyatakan angka kemiskinan tahun 2008 adalah yang terendah selama sepuluh tahun terakhir. Tingkat kemiskinan mengalami penurunan dari 17,7 persen pada 2006 menjadi 15,4 persen pada Maret 2008. Dalam pidatonya, Presiden juga menyatakan anggaran untuk program-program pengurangan kemiskinan meningkat sekitar tiga kali lipat dalam kurun waktu tiga tahun terakhir. Mensesneg menyampaikan Presiden Yuhoyono amat prihatin dan bersimpati atas kejadian Pasuruan. "Presiden sangat prihatin atas kejadian itu dan bersimpati, berbelasungkawa kepada keluarga korban," ujarnya. Presiden telah meminta Menteri Agama agar menjelaskan kepada masyarakat mekanisme penyaluran zakat yang baik dan aman serta sesuai anjuran agama. "Agar hal-hal tersebut tidak menimbulkan korban," katanya. Menurut Mensesneg, peristiwa Pasuruan dapat terjadi karena ketidaksiapan panitia membagi-bagikan zakat kepada jumlah orang yang cukup banyak. Karena itu, ia mengimbau panitia pembagi zakat benar-benar siap apabila menggelar pembagian melibatkan massa cukup banyak. Mensesneg mengatakan pemerintah telah memiliki saluran resmi bagi masyarakat yang ingin membagi zakat yaitu melalui badan amil zakat dan Badan Zakat Nasional (Bazasnas). "Karena itu tidak usah ragu, misalkan nanti zakat tidak sampai. Itu sudah urusan Tuhan, begitu kita sampaikan zakat dengan ikhlas itu namanya sudah di tangan Tuhan," kata Hatta.(*)
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2008