Kepala SDN 39 Kajai Pisik Syamsiar di Lubukbasung, Selasa, mengatakan bahwa ulat-ulat bulu masuk ke hampir seluruh ruangan sekolah, hinggap di kursi, meja, hingga atap sekolah.
Sebanyak 15 dari 121 murid sekolah itu kena serangan ulat bulu sehingga badannya gatal-gatal.
"Lima belas siswa yang terkena itu merupakan siswa Kelas I. Namun seluruh siswa kami pulangkan, dan proses belajar mengajar dihentikan," kata Syamsiar.
Ia mengatakan, ulat bulu pertama kali muncul di sekolah pada Senin (18/11). Ulat bulu itu berkembang biak di pohon ketapang di halaman sekolah.
Namun pada Selasa ulat bulu yang berkeliaran makin banyak dan masuk ke seluruh ruangan sekolah.
"Kami telah melaporkan ke Satpol PP Damkar Agam untuk membasmi ulat bulu tersebut," katanya.
Kepala Bidang Pemadam Kebakaran Satuan Polisi Pamong Praja dan Pemadam Kebakaran Agam, Afliwaneri, mengatakan bahwa empat petugas sudah dikerahkan untuk membasmi ulat bulu menggunakan pestisida dan membakarnya.
"Ranting pohon ketapang itu kita potong sehingga ulat bulu itu bisa bakar dan diberi pestisida," katanya, menambahkan bahwa upaya pembasmian saat ini masih berlangsung.
"Kami telah berkoordinasi dengan Dinas Pertanian Agam terkait pestisida yang bisa membasmi ulat bulu ini," katanya.
Kasus serbuan ulat bulu sampai saat ini baru terjadi di Kajai Pisik, Kecamatan Lubukbasung.
Baca juga:
Ulat bulu resahkan warga Surabaya
Ribuan ulat bulu serbu kampung di Tulungagung, warga resah
Pewarta: Altas Maulana
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2019