Washington, (ANTARA News) - University of Texas, Senin, mengumumkan bahwa ahli biologi Christian Rabeling menemukan spesies baru semut predator, bawah tanah yang buta di hutan hujan Amazon, yang diduga sebagai keturunan dari semut yang pertama kali berevolusi.
Semut baru tersebut diberi nama Martialis heureka, yang secara harfiah diterjemahkan jadi "semut dari Mars", karena semut itu memiliki kombinasi sifat khas yang tak pernah dicatat sebelumnya, demikian diwartakan Xinhua.
Semut tersebut menyesuaikan diri untuk tinggal di tanah. Semut itu memiliki panjang dua atau tiga milimeter, berwarna pucat, dan tak memiliki mata serta rahang besar, yang diduga oleh Rabeling dan rekannya digunakan untuk menangkap korban.
Semut itu juga berasal dari sub-keluarga barunya sendiri, satu dari 21 sub-keluarga semut. Itu adalah untuk pertama kali satu subkeluarga baru semut yang pernah ditemukan sejak 1923 --sub-keluarga baru yang lain telah ditemukan dari fosil semut.
Rabeling mengatakan temuannya akan membantu ahli biologi lebih memahami keragaman dan evolusi semut, yang berlimpah dan secara ekologi adalah serangga penting.
"Temuan ini mengisyaratkan kekayaan spesies tersebut, dan mungkin memiliki kepentingan evolusi yang sangat besar, yang masih tersembunyi di tanah di bagian lain hutan hujan itu," tulis Rabeling dan penulis lain dalam domumen yang melaporkan temuan mereka pekan ini di dalam Proceedings of the National Academy of Sciences.(*)
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2008