Islamabad (ANTARA News) - Pasukan keamanan Pakistan dan anggota suku bersenjata pada Senin menggagalkan satu upaya oleh tentara AS untuk memasuki wilayah Pakistan dengan melepaskan tembakan ke arah mereka, kata beberapa pejabat keamanan.Serangan tersebut terjadi saat pasukan Pakistan menewaskan sebanyak 20 anggota Taliban di wilayah suku yang berbatasan dengan Afghanistan.Dua helikopter militer AS masuk ke dalam wilayah Pakistan dan berusaha mendarat di dekat daerah Angor Adda di wilayah suku Waziristan Selatan di sepanjang perbatasan dengan Afghanistan sebelum fajar, kata seorang pejabat keamanan lokal. "Tetapi pasukan keamanan kami dan anggota suku yang sudah siaga melepaskan tembakan ke arah mereka dan memaksa mereka melarikan diri kembali ke Afghanistan," kata pejabat itu, yang tak ingin disebutkan jatidirinya. Ada beragam keterangan mengenai upaya serangan AS tersebut. Seorang pejabat senior di Kementerian Luar Negeri Pakistan mengatakan tentara darat Amerika, yang didukung oleh helikopter bermeriam AS, berusaha melintasi perbatasan, tapi dipaksa untuk melarikan diri oleh anggota suku. "Tentara Pakistan tak ikut dalam aksi itu," katanya dikutip AFP. Tak seorang pun cedera dalam peristiwa tersebut, tapi seorang jurubicara Angkatan Darat membantah ada kejadian seperti itu. "Kami sepenuhnya membantah kejadian tersebut. Tak ada pelanggaran terhadap perbatasan kami dari wilayah Afghanistan dan oleh karena itu tak ada kasus penembakan dari pihak kami," kata Mayor Murad Khan. Namun, ia mengatakan suara tembakan memang terdengar di daerah tersebut tapi Angkatan Darat tak mengetahui darimana tembakan itu berasal dan ke mana itu ditujukan. Di Washington, wanita jurubicara Gedung Putih Dana Perino mengatakan Pentagon menyelidiki laporan mengenai penembakan dan menyimpulkan tak ada peristiwa semacam itu. "Mereka telah memeriksa setiap sumber bahwa mereka mungkin dapat menemukan dan mereka percaya bahwa itu adalah `laporan palsu`," kata Perino. Seorang warga setempat, Shel Ali, mengatakan anggota suku di daerah Angor Adda telah siaga sejak 3 September, ketika pasukan khsusu AS yang diturunkan oleh helikopter AS menewaskan lebih dari 20 warga sipil. "Warga menerima keterangan sejak Ahad malam bahwa pasukan AS sedang berkumpul di seberang perbatasan, jadi ribuan anggota suku yang bersenjata menjaga daerah mereka," katanya. "Untung lah mereka (tentara Amerika) kembali. Jika tidak, warga siap untuk memberi mereka sejenis sambutan yang pantas mereka terima," katanya. Ketegangan telah merebak antara Islamabad dan Washington dalam beberapa pekan belakangan, sementara pasukan AS telah meningkatkan serangan rudal, kebanyakan dilancarkan oleh pesawat, ke lokasi yang diduga sebagai tempat persembunyian anggota gerilyawan yang melancarkan serangan lintas-perbatasan terhadap pasukan internasional di Afghanistan. Kepala Staf Gabungan AS Laksamana Mike Mullen mengatakan kepada Kongres AS, Rabu lalu, Washington merencanakan operasi militer untuk menghapuskan sarang gerilyawan di Pakistan. Sebagai tanggapan, Panglima Militer Pakistan Ishfaq Parvez Kayani telah berikrar akan mempertahankan kedaulatan dan integritas wilayah negara tersebut walau apa pun tebusannya. Serangan AS itu juga telah menyulut kemarahan di kalangan rakyat Pakistan, yang kini menuntut pemerintah baru di Islamabad agar menghentikan kerjasama dengan AS dalam perang melawan teror. Tetapi tak ada petunjuk bahwa pemerintah, yang dipimpin oleh duda mantan perdana menteri yang dibunuh, Benazir Bhutto, Presiden Asif Ali Zardari, bermaksud melakukan itu. Pemerintah telah berikrar akan menyelesaikan masalah itu melalui diplomasi. Pada Selasa, Zardari direncakan bertemu dengan Perdana Menteri Inggris Gordor Brown di London guna membahas masalah tersebut dan pekan depan ia dijadwalkan bertemu dengan Presiden As George W. Bush, setelah ia tiba di Washington pada satu kunjungan resmi. Sementara itu, di wilayah suku Bajaur sebanyak 20 gerilyawan tewas saat beberapa helikopter, jet dan artileri Pakistan menggempur posisi di Kamangar, Loi Sum dan Banda, kata seorang pejabat keamanan setempat. Jurubicara Angkatan Darat Mayor Murad mengatakan beberapa posisi gerilyawan diserang pada Senin tapi dampaknya belum dipastikan.(*)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2008