New York (ANTARA News) - Pasar saham global berjatuhan pada Senin waktu setempat, setelah kebangkrutan bank investasi Lehman Brothers memicu kekhawatiran berita lebih buruk untuk sektor keuangan dan ekonomi.Indeks saham blue-chip Dow Jones Industrial Average jatuh di bawah 11.000 dengan merosot 4,42 persen menjadi 10.917,51, penurunan satu hari terbesar sejak pembukaan kembali setekah serangan teroris September 2001.Indeks komposit Nasdaq menyusut 3,60 persen menjadi 2.179,91 dan indeks Standard & Poor`s 500 jatuh 4,71 persen menjadi 1.192,70.Para investor panik karena ketidakpastian dampak jatuhnya Lehman, sebuah perusahaan bekas titan (kekuatan) Wall Street yang berhubungan dengan seluruh perusahaan-perusahaan keuangan lainnya.Penjualan darurat rivalnya di Wall Street, Merrill Lynch kepada Bank of America dan kekhawatirana kemungkinan jatuhnya raksasa asuransi American International juga menambah kegelisahan."Keputusan Lehman Brothers mengajukan kebangkrutan dan kekhawatiran krisis kredit dapat mengklaim American International Group sebagai korban terakhir memicu kecemasan di Wall Street," kata para analis Charles Schwab & Co. dalam sebuah catatan kepada para nasabahnya. "Pembelian Merrill menunjukkan masalah-masalah yang tersembunyi dan akan lebih banyak perysahaan yang akan menemui nasib serupa dengan Lehman." Sementara bank-bank sentral, dipimpin oleh Federal Reserve AS, menyuntikan puluhan miliar dolar AS ke dalam sistem keuangan untuk menghadang setiap "rush" (penarikan dana besar-besaran) likuiditas karena para investor menarik uangnya keluar dari saham dan mencari tempat yang aman. Meski ada langkah tersebut, di London, indeks FTSE 100 turun 3,92 persen menjadi 5.204,20 poin. Di Paris, indeks CAC 40 jatuh 3,78 persen menjadi 4.168,97 poin dan di Frankfurt, indeks DAX, menyusut 2,74 persen menjadi 6.064,16 poin. Indeks Euro Stoxx 50 dari saham-saham perusahaan terkemuka zona euro turun 3,67 persen. Korban jatuh pertama Asia setelah Lehman Brothers mengajukan kebangkrutan (pailit) guna melindungi aset dan memaksimalkan nilai perusahaan, diikuti Timur Tengah, Rusia dan Eropa sebelum mengguncang pasar-pasar Amerika Utara dan Selatan. "Kebangkrutan Lehman Brothers telah mengirimkan sebuah guncangan besar melalui pasar-pasar keuangan karena ini merupakan korban terbesar krisis kredit yang dimulai pada Agustus 2007 dan telah dipertimbangkan juga menjadi kegagalan terbesar," kata ekonom Global Insight, Howard Archer. "Di sana sungguh-sungguh terjadi kekhawatiran yang meluas tentang eksposur bank-bank terhadap Lehman Brothers, bukan hanya di AS tapi juga di Eropa. Kebangkrutan Lehman juga meningkatkan kekhawatiran bank-bank lain dapat gagal." Pada waktu yang sama, dolar berada dalam tekanan karena para analis mengatakan Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) bank sentral AS akan menurunkan suku bunganya dalam pertemuan mereka Selasa. The Fed telah mempertahankan suku bunga acuannya 2,0 persen sejak April. John Ryding dari RDQ Economics mengatakan penurunan suku bunga tidak dapat menmecahkan krisis tetapi beberapa mengkhawatirkan "tentang kerusakan pasar jika itu dilakukan dapat mengecewakan ekspektasi the Fed." Di New York, saham Lehman, dihapuskan dari New York Stock Exchange, jatuh 94 persen menjadi 21 sen. American International Group, salah satu asuransi terbesar di dunia, jatuh 60,8 persen di tengah kekhawatiran juga akan menghadapi sebuah spiral kematian dari krisis kredit dan kemungkinan penurunan peringkat. Merrill Lynch, rival Lehman di Wall Street, mempertahankan kehidupannya setelah akhir pakan lalu mencapai sebuah kesepakatan penjualannya seharga 50 miliar dolar AS kepada Bank of America. Saham Merrill naik 0,06 persen namun Bank of America turun 21 persen. Di Kanada, indeks S&P/TSX turun 4,04 persen, sementara di Brasil indeks Bovespa index, bursa terbesar Amerika Selatan, turun 7,59 persen. Di Asia, pasar saham Jepang, China, Hong Kong dan Korea Selatan tutup untuk libur publik. Sementara Sydney turun 1,8 persen dan Singapura turun 3,27 persent. Tempat lainnya di Eropa, Brussel turun 3,49 persen, Madrid turun 4,50 persen, Italia turun 3,72 persen, Belanda turun 3,64 persen dan Swiss turun 3,83 persen, demikian AFP.(*)
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2008