Saya pikir pasar bereaksi berlebihan terhadap hal ini...
Chicago (ANTARA) - Harga emas berjangka di divisi COMEX New York Mercantile Exchange naik pada akhir perdagangan Senin (Selasa pagi WIB), dipicu oleh pelemahan dolar AS dan penurunan imbal hasil obligasi pemerintah Amerika Serikat.
Kontrak harga emas paling aktif untuk pengiriman Desember naik 3,40 dolar AS atau 0,23 persen, menjadi ditutup pada 1.471,90 dolar AS per ounce.
Dolar turun terhadap yen dan euro pada Senin (18/11/2019) setelah sebuah laporan media memupus harapan baru bahwa Amerika Serikat dan China hampir mencapai kesepakatan perdagangan.
CNBC melaporkan bahwa China pesimistis mencapai kesepakatan perdagangan karena keengganan Presiden AS Donald Trump untuk menurunkan tarif.
Itu terjadi setelah media Pemerintah China Xinhua mengatakan pada Minggu (17/11/2019) bahwa China dan Amerika Serikat melakukan "pembicaraan konstruktif" tentang perdagangan melalui panggilan telepon tingkat tinggi pada Sabtu (16/11/2019).
"Saya pikir pasar bereaksi berlebihan terhadap hal ini," kata Mazen Issa, ahli strategi senior FX di TD Securities di New York. "Tidak ada yang substantif yang keluar yang menunjukkan bahwa kesepakatan itu aktif atau tidak, itu hanya pasang surut dari berita setiap hari," katanya seperti dikutip Reuters.
Indeks dolar AS, ukuran greenback terhadap sekeranjang mata uang utama lainnya, turun 0,27 persen menjadi 97,74 tak lama sebelum penyelesaian emas.
Ketika dolar AS melemah membuat harga emas dalam dolar lebih murah bagi investor yang memegang mata uang lainnya.
Dukungan tambahan untuk emas berjangka datang dari pasar obligasi pemerintah AS. Imbal hasil surat utang pemerintah bertenor 10-tahun yang dijadikan sebagai acuan turun lebih dari dua basis poin menjadi sekitar 1,81 persen, mendorong beberapa investor beralih ke emas.
Adapun logam mulia lainnya, perak untuk pengiriman Desember naik 5,2 sen atau 0,31 persen, menjadi ditutup pada 17,00 dolar AS per ounce. Platinum untuk pengiriman Januari naik 0,5 dolar AS atau 0,06 persen, menjadi menetap di 895,00 dolar AS per ounce.
Baca juga: Dolar melemah, tertekan data suram ekonomi AS
Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2019