Lebak (ANTARA News) - Ratusan nelayan tradisional di Kabupaten Lebak, tidak melaut akibat cuaca buruk di Samudera Hindia. Jamhur (45) seorang nelayan tempat pelelangan ikan (TPI) Bayah, Senin, mengatakan, dirinya terpaksa tidak melaut karena ombak besar setinggi 2,5 meter juga tiupan angin kencang. Ia bersama 300 nelayan lain sejak dua hari terakhir menghentikan kegiatan menangkap ikan menyusul terjadi gelombang besar. "Saya tidak berani melaut karena alat tangkap perahu kincang tidak kuat menahan ombak setinggi itu," katanya. Oleh karena itu, dirinya sambil menunggu cuaca membaik dihabiskan waktunya untuk perbaikan jaring ikan yang kondisinya sudah rusak. Menurut dia, saat ini pihaknya bersama ratusan nelayan lain belum berani melaut, karena di pesisir pantai ombak sangat besar hingga ketinggian antara 2,5 sampai tiga meter. "Belum lama ini teman kami perahunya terbalik setelah diterjang ombak besar di Muara Madur," katanya. Gembang (60) seorang nelayan TPI Bayah mengaku, sejak gelombang besar menimpa laut selatan dirinya terpaksa menganggur. "Saat ini kami belum berani menangkap ikan karena cuaca tidak mendukung dan berbahaya," katanya. Dia menjelaskan, selama bulan suci Ramadhan dirinya menangkap ikan pukul 14.00 sampai 17.00 Wib, setelah itu hasil tangkapanya bisa dijual di Muara Madur. "Biasanya, setiap sore kami bisa menjual ikan hasil tangkapan seperti layur, tembang dan tongkol," ujarnya. Sementara itu, Kepala Bidang Kelautan, Dinas Kelautan dan Perikanan, Kabupaten Lebak, Agus Taman, menghimbau kepada nelayan tradisional agar tidak melaut dulu sehubungan cuaca perairan Samudera Hindia diterjang gelombang besar. "Kami minta kepada nelayan di sembilan TPI agar tidak melaut dulu," ujar Agus Taman. (*)

Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2008