Serang (ANTARA News) - Gunung Anak Krakatau (GAK) di perairan Selat Sunda, hingga kini masih diselimuti kabut tebal akibat cuaca buruk yang melanda kawasan tersebut. "Sampai saat ini kondisi perairan Selat Sunda Banten diterjang gelombang besar setinggi 2,5 meter juga tiupan angin kencang," kata Kepala Pos Pemantauan Gunung Anak Anton Tripambudi di Desa Pasauran Kecamatan Cinangka Kabupaten Serang, Banten, Senin. Dia mengatakan, akibat buruk cuaca itu kondisi Gunung Anak Krakatau tertutup kabut tebal, sehingga tidak terlihat jelas di pesisir pantai Anyer dengan jarak tempuh 42 Km. Meskipun kondisi Anak Krakatau diselimuti kabut tebal, namun aktivitas vulkanik masih berlanjut. Untuk itu, hingga saat ini Anak Krakatau masih ditetapkan status waspada atau level II. Pengunjung atau nelayan hanya diperbolehkan radius dua kilometer dari titik letusan. Dia menyebutkan, selama beberapa hari terakhir ini aktivitas vulkanik Gunung Anak Krakatau menurun dibandingkan pekan lalu. Bahkan, sepanjang hari Minggu (14/9) aktivitas kegempaan vulkanik mencapai tujuh kali, yakni vulkanik dalam empat dan vulkanik dangkal sebanyak tiga kali. "Jika perkembangan aktivitas itu terus menurun dipastikan Gunung Anak Krakatau menjadi status normal kembali," katanya. Sementara itu, Anis (50) warga Desa Pasauran, Kecamatan Cinangka Kabupaten Serang, menyatakan, sejak tahun 2007 lalu Gunung Anak Krakatau "batuk-batuk" mengeluarkan gempa vulkanik hingga asap tebal warga tidak terpengaruh adanya isyu gelombang tsunami. "Kami hidup seperti biasa saja dan tak terpengaruh oleh isyu yang menyesatkan itu," ujar Anis.(*)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2008