Yogyakarta (ANTARA News) - Sekitar 80 persen perempuan di Kota Yogyakarta terlambat dalam melakukan langkah pencegahan penyakit kanker sehingga penderita baru diketahui mengidap penyakit mematikan ini sudah dalam stadium lanjut. "Dari hasil `pap smear` yang dilakukan oleh Yayasan Kanker Indonesia (YKI) Kota Yogyakarta terungkap fakta bahwa 80 persen peserta `pap smear` berusia di atas 37 tahun dan baru pertama kali melakukannya, padahal idealnya dilakukan setahun sekali," kata Ketua YKI Kota Yogyakarta, Dyah Suminar, Senin. Menurut dia, dari sekian banyak penyakit kanker yang menyerang wanita, ada tiga yang paling sering terjadi dan berdampak serius yakni kanker serviks, kanker payudara dan kanker ovarium. "Ketiganya merupakan kontributor terbesar kasus kematian wanita di dunia, dan dari ketiga kanker tersebut kanker serviks dan kanker payudara merupakan dua kejadian kanker terbanyak di Indonesia dan di dunia," katanya. Ia mengatakan, kanker ovarium pada stadium awal hampir tidak menimbulkan keluhan dan biasanya baru menimbulkan keluhan setelah stadium lanjut, sehingga para ahli ginekologi memberikan sebutan kanker ovarium sebagai "the silent lady killer". "Banyak penderita kanker yang datang berobat sudah pada stadium lanjut, dengan alasan tidak memahami tentang gejala penyakit kanker maupun alasan kondisi sosial ekonomi yang kurang menguntungkan," katanya. Ia mengatakan, YKI Cabang Kota Yogyakarta berupaya untuk memberikan penyuluhan, pendidikan kepada masyarakat tentang penanggulangan kanker secara dini, bersama seluruh lembaga, tokoh masyarakat yang peduli kanker. "Kami juga menggalakkan kegiatan untuk mengajak semua masyarakat untuk melakukan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) sebagai resep paling jitu mencegah kanker," katanya. Lebih lanjut ia mengatakan, YKI Kota Yogyakarta telah melakukan pelatihan kader untuk 45 kelurahan yang bertugas melakukan pendataan kasus penderita kanker, memberikan penyuluhan dan pendampingan penderita. "Kami juga menyelenggarakan program deteksi dini kanker dengan sasaran masyarakat kurang mampu sehingga diharapkan terjaring penderita kanker secara dini. Selain itu juga telah dilakukan pembinaan ke sekolah di seluruh jenjang tentang perilaku hidup sehat untuk mencegah kanker," katanya.(*)

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2008