Jakarta (ANTARA News) - Direktur BRI Sulaiman Arif Arianto menjamin penarikan opsi (call option) surat utang subordinasi (subordinated notes) sebesar 150 juta dolar AS tidak akan menganggu likuiditas bank milik negara tersebut. "Penarikan ini tak mengganggu likuiditas kita karena masih oke dan CAR (rasio kecukupan modal) kita juga masih oke," katanya kepada ANTARA di Jakarta, Senin. Direktur BRI lainnya, Abdul Salam, menerangkan bahwa penarikan dilakukan karena tingkat kupon "subordinated notes" tersebut setelah lima tahun ke atas akan lebih tinggi. "Sehingga harganya lebih mahal, maka lebih baik kita melakukan 'call option," katanya dalam pesan singkat kepada ANTARA. Dalam keterangannya kepada Bursa Efek Indonesia (BEI), BRI melaporkan akan melakukan "call option" seratus persen atau seluruh "subordinated notes" yang diterbitkan di Cayman Island 2003 senilai 150 juta dolar AS pada 30 Oktober 2008. "Subordinated notes" dengan kupon 7,75 persen tersebut akan jatuh tempo pada 2013 dan tercatat di Singapore Stock Exchange. Laporan BRI semester pertama 2008 menunjukkan CAR mencapai 13,89 persen, sedangkan pertumbuhan kredit mencapai 37,6 persen sehingga total kredit mencapai Rp135,955 triliun. Sedangkan dana pihak ketiga yang berada di BRI mencapai Rp176,53 triliun atau tumbuh 29,99 persen dibanding periode lalu. (*)
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2008