Jayapura (ANTARA News) - Tercatat 29 orang saat ini sudah diperiksa tim penyidik terkait kasus ledakan mortir yang terjadi di kawasan operasional PT Freeport Indonesia, Timika, Papua. Direktur Reskrim Polda Papua, Kombes Pol Paulus Waterpauw, yang dihubungi ANTARA, Senin, mengakui pihaknya sudah memintai keterangan dari warga masyarakat, anggota satuan tugas (Satgas) pengamanan objek vital dan security PT Freeport Indonesia. Menurutnya, dari jumlah tersebut, yang terbanyak berasal dari warga sipil yang merupakan pedulang tradisional. "Mereka biasanya mendulang di kali yang terletak di mile 38, yang merupakan lokasi salah satu bom jenis mortir yang meledak Kamis malam (11/9)," jelas Kombes Waterpauw. Direktur Reskrim Polda Papua ketika ditanya tentang dampak yang ditimbulkan akibat ledakan itu, mengemukakan ledakan yang terjadi di mile 38 dampak kerusakannya lebih parah dibandingkan dengan di mile 50 dan di gardu listrik. "Di mile 38 kami berhasil menemukan satu mortir yang tidak sempat meledak dengan berat mencapai 15 kg," jelas Waterpauw. (*)

Pewarta:
Copyright © ANTARA 2008