Sampah plastiknya tidak hanya dari Indonesia saja karena Arus Lintas Indonesia dari Samudera Pasifik ke Samudera Hindia

Jakarta (ANTARA) - Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) segera meneliti kandungan mikroplastik yang mencemari lautan Indonesia sehingga dapat dicarikan alternatif penanganannya.

"Di samping kita meneliti plankton, kita juga meneliti mikroplastik termasuk jenisnya, bagaimana dinamikanya di dalam lautan dan sebagainya," kata Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Pusat Penelitian Laut Dalam LIPI Nugroho Dwi Hananto di Jakarta, Senin.

Penelitian mikroplastik tersebut sejalan dengan riset lainnya yang segera dimulai pada 18 hingga 25 Desember 2019 di sejumlah titik yaitu Perairan Selatan Jawa, Selat Bali hingga ke Selat Makasar.

Pada riset itu, tim peneliti akan mengambil sampel air dan diekstrak untuk mengetahui apakah ada unsur mikroplastik di sejumlah perairan Tanah Air akibat sampah plastik yang sudah menjadi isu global.

Baca juga: Mikroplastik ditemukan dalam tinja menimbulkan kekhawatiran


"Tujuan dari penelitian mikroplastik ini juga untuk mengetahui langkah mitigasinya," ujar dia.

Terkait pemetaan awal sebaran titik mikroplastik yang paling banyak di perairan Indonesia, Nugroho mengaku belum memiliki data tersebut. Namun, hal itu akan segera diketahui setelah adanya penelitian mendalam.

Ia menjelaskan sebaran pola arus mikroplastik yang masuk ke lautan tidak hanya berasal dari wilayah Indonesia saja, namun bisa masuk dari berbagai negara lain.

"Sampah plastiknya tidak hanya dari Indonesia saja karena Arus Lintas Indonesia (Arlindo) dari Samudera Pasifik ke Samudera Hindia," ujarnya.

Kemudian di bagian selatan Jawa maupun di Selat Makassar merupakan lewatnya arus dari Samudera Pasifik ke arah selatan menuju Selat Bali hingga ke Selatan Jawa.

Baca juga: Ecoton sebut udang di tambak Sidoarjo terindikasi mikroplastik


"Jadi tersebarnya kan luas, justru itulah kita ingin melihat lebih jauh," katanya.

Selain itu, LIPI juga tengah melakukan riset mendalam terkait apakah kandungan mikroplastik tersebut memang terkonsentrasi dalam jumlah besar di perairan Indonesia.

Ia menyebutkan untuk mengungkap penelitian mikroplastik, setidaknya LIPI membutuhkan waktu satu hingga dua tahun. Hal itu termasuk bagaimana pengaruh mikroplastik terhadap biota laut.

"Kita akan lihat ada tidaknya pengaruh mikroplastik, baik dari segi jumlah maupun sebarannya terhadap biota laut," katanya.

Pada penelitan tersebut, LIPI akan menurunkan peneliti khusus yang menangani kandungan mikroplastik di perairan Indonesia.


Baca juga: BPOM janji terus pantau walaupun belum ada studi buktikan bahaya mikroplastik

Pewarta: Muhammad Zulfikar
Editor: Dewanti Lestari
Copyright © ANTARA 2019