London, (ANTARA News) - Menteri Pertanian Anton Apriyantono dan Menteri Industri Perladangan dan Komoditi Malaysia Datuk Peter Chin Fah Kui mengadakan pertemuan bilateral guna menentukan langkah bersama menghadapi Uni Eropa dalam isu kelapa sawit. Duta Besar RI untuk Belgia, Luksemburg dan Uni Eropa, Nadjib Riphat Kesoema bertindak sebagai tuan rumah dalam pertemuan tingkat menteri pada acara buka puasa di KBRI Brusel, Belgia akhir pekan. Jurubicara KBRI Brusel PLE Priatna mengatakan di London, Senin pertemuan itu juga dihadiri Dubes Malaysia untuk Uni Eropa, Datuk Hussein Hanif dan rombongan delegasi Malaysia lainnya. Dikatakannya, kedua menteri melakukan pertemuan segitiga dengan sebagian anggota Parlemen Eropa di gedung Parlemen Eropa di Brussel.Hadir dalam dihadiri Ketua Parlemen Eropa Milosvac Ouzky, Komite Lingkungan dari Finland, Eija Rita Korhola, Partai Sosialis Denmark dan anggota komisi Industri dan Energi, pelapor Kebijakan Energi Eropa, Britta Thomsen dan Pierre Prebisch dari Partai Sosialis Perancis serta Csaba Sogor dari Partai Sosialis Rumania, keduanya anggota komisi UE-ASEAN. Indonesia dan Malaysia merupakan pemasok minyak kelapa sawit terbesar dunia termasuk ke Eropa yang mencapai sekitar 85 persen.Indonesia pada 2007 mampu menghasilkan 16,9 juta ton minyak kelapa sawit dan Malaysia memproduksi 15,82 juta ton minyak sawit. Langkah gencar Indonesia melobi Uni Eropa berlanjut dan Menteri Pertanian tahun lalu bertemu pihak Komisi Eropa yang menangani masalah pembaharuan energi Uni Eropa. Dalam akhir pertemuan, Indonesia dan Malaysia kembali menegaskan dan mendesak Parlemen Eropa untuk mau mendengar sikap Indonesia dan Malaysia. Selain itu Uni Eropa diharapkan bersikap terbuka menerima masukan dari Pemerintah serta bersedia melakukan studi bersama secara ilmiah mengenai isu kelapa sawit dan dampak negatif yang bisa ditimbulkan. Pihak Parlemen Uni Eropa berjanji untuk meneruskan pandangan itu dan menyatakan bahwa Uni Eropa harus dapat membuat keputusan yang cerdas dan obyektif.(*)
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2008